Komoditas ini paling banyak diekspor ke China dengan nilai 21,11 juta dolar AS
Surabaya (ANTARA) - Kinerja ekspor Jawa Timur pada Februari 2011 mengalami kenaikan sebesar 11,05 persen dibandingkan bulan Januari 2021 yaitu dari 1,53 miliar dolar AS menjadi 1,70 miliar dolar AS, karena adanya peningkatan kinerja ekspor sektor migas maupun nonmigas.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Dadang Hardiwan dalam keterangan persnya kinerja ekspor impor di Surabaya, Senin, mencatat ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 9,13 persen yaitu dari 1,38 miliar dolar AS menjadi 1,51 miliar dolar AS, dan nilai ekspor sektor nonmigas menyumbang sebesar 88,57 persen dari total ekspor Februari 2021.

Sedangkan sektor migas meningkat sebesar 28,59 persen dari 151,31 juta dolar AS menjadi 194,57 juta dola AS. "Untuk peranan ekspor sektor migas menyumbang 11,43 persen total ekspor Jawa Timur pada bulan ini," kata Dadang kepada wartawan dalam keterangan virtualnya.

Baca juga: Neraca perdagangan RI surplus 2 miliar dolar pada Februari 2021

Sementara itu jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang, komoditas barang kayu dan barang dari kayu menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur dengan nilai transaksi sebesar 132,44 juta dolar AS.

Nilai itu, kata dia, meningkat 19,61 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 110,72 juta dolar AS dan berkontribusi sebesar 8,78 persen pada total ekspor nonmigas Jatim.

"Komoditas ini paling banyak diekspor ke China dengan nilai 21,11 juta dolar AS," tutur Dadang.

Baca juga: BPS: Performa ekspor Februari sangat bagus, capai 15,27 miliar dolar

Selanjutnya ekspor terbanyak Jawa Timur adalah golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati yang menyumbang nilai ekspor sebesar 118,24 juta dolar AS,  turun sebesar 25,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Golongan barang ini menyumbang 7,84 persen dari total ekspor nonmigas dan utamanya dikirim ke China dengan nilai 38,80 juta dolar AS," katanya.

Secara kumulatif Januari-Februari 2021 ekspor Jawa Timur sebesar 3,24 miliar dolar AS atau turun 14,59 persen dibandingkan tahun 2020 bulan yang sama, dengan negara tujuan masing-masing Jepang, Amerika Serikat, dan China.

Baca juga: Kemenko Perekonomian ungkap RI pernah alami kelangkaan kontainer

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021