Kediri (ANTARA) - Pemerintah berencana merekonstruksi Jembatan Bandar Ngalim, Kota Kediri, Jawa Timur, yang merupakan jembatan penghubung utama dari barat dan timur Sungai Brantas, demi memperlancar arus lalu lintas.

"Telah kami rumuskan, nantinya Jembatan Bandar Ngalim ini akan kami perlebar dan dibuat menjadi empat lajur, dua jalur," kata Perwakilan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali Sigit Maladi di Kediri, Jatim, Senin.

Rencana rekonstruksi jembatan itu mendapatkan perhatian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Direktorat Jenderal Bina Marga.

Sigit, dalam acara pemaparan rencana pembangunan jembatan di ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri tersebut, mengatakan dalam waktu dekat akan segera dilakukan rekonstruksi.

Ia juga mengatakan saat ini dirinya bersama tim yang terdiri atas beberapa konsultan seperti lingkungan dan konstruksi telah melakukan penyusunan perencanaan strategi rekonstruksi Jembatan Bandar Ngalim Kota Kediri tersebut.

"Nanti untuk bangunan atas, akan diganti dan kami bangun baru sedangkan untuk bangunan bawah masih kami kaji lagi apakah perlu ditambah kekuatan atau tidak," ujar dia.

Pihaknya menambahkan rekonstruksi jembatan tersebut juga diperkirakan membutuhkan waktu selama dua tahun operasional. Untuk saat ini, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap jembatan tersebut.

Ia juga meminta peran serta dinas terkait di Kota Kediri, untuk memberikan perhatian terkait dengan perizinan, pengamanan, dan pengalihan arus selama jalannya rekonstruksi tersebut.

Pelaksana Tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Kediri Edi Darmasto mengatakan Jembatan Bandar Ngalim Kediri atau yang biasa disebut dengan Jembatan Baru itu memang segera direkonstruksi. Hal tersebut dilakukan salah satunya usia jembatan ini sudah hampir setengah abad.

"Jembatan Bandar Ngalim ini dibangun pada tahun 1973, artinya jembatan tersebut saat ini sudah berusia 48 tahun," kata Edi.

Dirinya menegaskan hal tersebut perlu segera dilakukan pembenahan karena dinilai cukup rentan terjadi karat dan retakan pada konstruksi jembatan. Jika dibiarkan akan berbahaya bagi pengguna jalan.

"Hal ini tentu akan sangat membahayakan pengguna jalan, terutama bagi yang melintas di jembatan tersebut, apalagi Jembatan Bandar Ngalim Kediri ini merupakan jalur utama yang menghubungkan barat sungai dan timur sungai," kata Edi yang juga Kepala Bappeda Kota Kediri ini.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Kediri Eko Lukmono mengatakan pihaknya juga akan mendata bangunan di sekitar sisi jembatan dan nantinya akan ditertibkan.

"Saat ini kami telah melakukan pendataan, ada kurang lebih 40 bangunan liar di sisi-sisi jembatan," kata Eko.

Dalam kegiatan itu, juga hadir jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Kediri yang meliputi Bappeda, Dinas Perhubungan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Satpol PP, BPPKAD, DPUR, DLHKP, kecamatan serta kelurahan di wilayah Kota Kediri.

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021