Pada 2021, perseroan telah memiliki sejumlah rencana dan pengembangan bisnis di antaranya menargetkan volume perdagangan sebesar 24 tongkang per tahun, dengan laba bersih positif, arus kas dari hasil operasional positif, dan kemandirian dalam pendana
Jakarta (ANTARA) - Emiten yang bergerak di bidang perdagangan batubara, jasa dan investasi PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) optimistis dapat mencetak laba pada 2021 setelah pada tahun lalu mengalami kerugian.

"Pada 2021, perseroan telah memiliki sejumlah rencana dan pengembangan bisnis di antaranya menargetkan volume perdagangan sebesar 24 tongkang per tahun, dengan laba bersih positif, arus kas dari hasil operasional positif, dan kemandirian dalam pendanaan operasional," kata Direktur AIMS M Aditya Hutama Putra di Jakarta, Selasa.

Aditya menuturkan, perseroan sudah menetapkan strategi dan program kerja di antaranya menyelesaikan pengurusan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP-OPK) dan pengangkutan dan penjualan batubara serta Exportir Terdaftar (ET).

Selain itu, perusahaan juga merealisasikan rencana kerjasama dengan pelabuhan Nuansa Sakti Kencana (NSK) dan kerjasama pengelolaan aset tambang dan mengupayakan kemitraan strategis dalam pendanaan.

Perseroan "go public" sejak 2001 dengan melepas 40 juta saham pada harga Rp250 per saham. Beberapa waktu yang lalu, posisi perseroan masih lemah ditandai dengan beberapa kali mengalami pergantian pemegang saham pengendali, kinerja perusahaan yang masih merugi, arus kas dan aktivitas operasional yang masih minus.

Pada Laporan Keuangan per 31 Desember 2020 (audited), perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp4,72 miliar, dengan laba kotor Rp231 juta dan rugi bersih Rp863 juta serta rugi bersih per saham Rp3,92. Sedangkan aset sebesar Rp20,78 miliar, liabilitas Rp8 miliar dan ekuitas Rp12,77 miliar.

Saat ini, susunan pemegang saham AIMS adalah PT Aims Indo Investama dengan kepemilikan 77,27 persen sekaligus sebagai pemegang saham pengendali, publik 22,73 persen terdiri dari Efendi Leman (5,03 persen) dan public yang kurang dari 5 persen sebesar 17,7 persen, dari total saham yang mencapai 220 juta lembar.

Perseroan juga menanggapi soal pergerakan saham AIMS yang tidak biasa (Unusual Market Activity/UMA) yang terjadi pada perdagangan 2 dan 3 Maret 2021, yang berakibat perdagangan saham AIMS disuspensi.

Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi terhadap perdagangan saham AIMS terhitung pada perdagangan 5 Maret 2021 di pasar reguler dan pasar tunai. Suspensi tersebut sebagai upaya "cooling down" sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham AIMS.

"Perseroan beserta jajaran direksi dan dewan Komisaris tidak mengetahui, tidak menerima dan tidak mendengar serta tidak membaca informasi apapun yang beredar sebagai rumor tentang perseroan maupun personilnya yang beredar di media masa, yang menyebabkan pergerakan harga saham AIMS tidak seperti biasanya atau unusual market activity," kata Sekretaris Perusahaan AIMS Heriman Setyabudi.

Baca juga: Emiten batu bara AIMS optimistis tatap 2021usai lepas dari suspensi
Baca juga: Harga Batubara Acuan Oktober naik 3,2 persen
Baca juga: Bukit Asam cetak laba Rp2,4 triliun meski tertekan kondisi pasar

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021