Pandangan Kontroversi

Diet ala Tya Ariestya mengundang kontroversi mengingat beberapa pernyataan di dalamnya yang dianggap kontradiktif.

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Hardinsyah MS PhD menilai dalam buku tersebut ada dua pernyataan yang tidak benar yaitu pernyataan “…kalau sayur bisa menghambat penurunan berat badan…” (halaman 41); dan pernyataan “… cara ini adalah cara paling sehat diantara banyak cara diet lainnya…” (halaman 75).

Diharapkannya, pernyataan ini bisa dipertimbangkan untuk diralat oleh pemilik pernyataan dan pemilik tulisan sesuai bukti terkini yang kokoh.

Prof Hardinsyah yang juga Guru Besar Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB University, itu menyampaikan apresiasi kepada penulis buku karena telah menuangkan kisahnya dengan sederhana dan menarik. Menurut dia, sungguh jarang orang yang bisa menulis seperti ini.

Selanjutnya pria yang menjabat sebagai President Federation of Asian Nutrition Societies (FANS) itu memaparkan hasil analisis kandungan gizi terhadap 12 menu diet di dalam buku tersebut yang diterapkan selama 5,5 bulan (29 Juni sampai 14 Desember 2020).

Kandungan energi dalam diet pada dua pekan pertama 953 kkal/hari kemudian sebulan kemudian menurun menjadi 400-500 kkal/hari dan turun lagi menjadi sekitar 250-300 kkal pada bulan-bulan berikutnya.

Kesimpulan Prof Hardinsyah, dietnya dimulai dengan diet Rendah Energi (Diet RE) kemudian dilanjutkan dengan diet Sangat Rendah Energi (Diet SRE).

Dengan diet tersebut insulin akan rendah, dan kekurangan energi tubuh diambil dari pemecahan cadangan glikogen pada tahap awal, kemudian berlanjut pemecahan cadangan lemak sampai defisit energi via diet dan olahraga ditiadakan.

Ia menilai berbagai keluhan atau masalah efek samping pasti akan ada pada setiap diet ekstrim. Dalam proses ini banyak cairan, keton, dan elektrolit terbuang berupa urin.

Suplemen gizi mikro pun diperlukan untuk mengatasi kekurangan gizi mikro; dan suplemen asam lemak esensial diperlukan untuk menjaga fungsi empedu.

Selagi tidak ada komplikasi, dengan disertai minum, olahraga dan tidur yang cukup dan di bawah pengawasan profesional dan kedisiplinan klien maka permasalahan ini diupayakan dapat diminimalkan.

Berat badan yang turun tersebut sekitar 65-75 persen adalah dari cadangan lemak dan selebihnya adalah air dan masa tubuh tanpa lemak yang terlarut.

Menurut Hardiansyah, menerapkan diet ini tidak akan semudah yang dikira, karena memerlukan disiplin, ketekunan, dan sanggup menerima efek samping, serta harus didampingi profesional medis, gizi, dan olahraga, bahkan kadang perlu psikolog.

Biaya diet dan suplemen bisa murah tapi biaya tenaga profesional tentu tidak murah atau tidak semua bisa menjangkau, kecuali pertemanan.

Memang faktanya mencegah obesitas lebih baik daripada mengendalikan bila obesitas sudah terjadi. Ada banyak cara mencegah dan mengendalikan lemak tubuh, tapi tidak ada satu cara yang paling sehat untuk semua orang.

Baca juga: Jangan diet, ibu menyusui harus memiliki enam zat gizi penting

Baca juga: Ahli gizi tak sarankan lakukan diet ekstrem saat pandemi

Baca juga: Viral diet ekstrem & tanpa sayur ala Tya Ariestya, ini kata ahli gizi

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021