Sentuhan teknologi terbukti mampu mendongkrak produktivitas dan kualitas hasil perikanan di banyak negara, termasuk Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak kalangan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengembangkan teknologi serta membantu usaha rintisan di sektor perikanan nasional dalam rangka mendongkrak produktivitas dan kualitas hasil perikanan.

"Sentuhan teknologi terbukti mampu mendongkrak produktivitas dan kualitas hasil perikanan di banyak negara, termasuk Indonesia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta, Rabu.

Menteri Trenggono menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Nizam di kantor KKP, Jakarta Pusat, Rabu (17/3).

Dalam kesempatan tersebut, Trenggono turut memaparkan tiga program terobosan KKP hingga 2024, termasuk mencontohkan negara yang berhasil memanfaatkan teknologi budi daya seperti Norwegia, yang saat ini menjadi negara penghasil salmon terbesar di dunia.

"Kalau kita bicara budi daya (perikanan), kita berarti bicara teknologi, keilmuan, yang pusatnya itu ada di perguruan tinggi," katanya.

Trenggono menjelaskan, Indonesia sebenarnya memiliki sejumlah komoditas perikanan yang berpotensi merajai pasar dunia, seperti lobster, udang dan juga rumput laut.

Namun, lanjutnya, sebagian besar pembudi daya dari komoditas itu masih mengandalkan cara konvensional, sehingga kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan belum optimal.

"Nah dengan teknologi, salah satunya bagaimana menghasilkan produksi udang yang level tinggi, yang panjang sekian, berat sekian. Begitu juga dengan lobster," katanya.

Penggunaan teknologi juga dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas sub sektor perikanan tangkap. Salah satunya, teknologi dipakai untuk mengawasi kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di WPPNRI dan area Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs).

Ia mengemukakan bahwa teknologi dapat mendeteksi pergerakan kapal secara realtime termasuk jenis dan jumlah ikan yang ditangkap. Dengan demikian, persoalan penangkapan ikan di luar area operasi bisa dicegah.

Manfaat lain dari penerapan teknologi, kata Trenggono, penyelamatan terhadap kapal penangkap ikan yang mengalami musibah di laut bisa segera dilakukan.

Ia juga mengajak perguruan tinggi berkolaborasi di bidang riset serta bersama membangun ekosistem usaha di bidang perikanan yang melibatkan mahasiswa. Tujuannya agar ke depan tumbuh usaha rintisan di bidang perikanan yang melibatkan anak-anak muda.

"Sekarang orientasinya lebih ke startup, tapi jangan lupa begitu masuk digital-app, fundamental bisnis juga harus kuat. Kalau bisa ada satu kelompok mahasiswa yang berpikir soal fundamental bisnis, infrastruktur, dan kelompok lainnya di riset. Saya kira itu bisa kita tindaklanjuti," katanya.

Baca juga: KKP ingin penerapan sistem resi gudang di seluruh Indonesia

Baca juga: KKP gencarkan kampanye perlindungan penyu kepada masyarakat pesisir

Baca juga: Menteri Trenggono: KKP kembangkan lima koridor logistik ikan

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021