Sesuai kesepakatan BI dan Kemenkeu, kalau pasar tidak bisa menyerap, BI akan membeli di pasar perdana
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) tercatat telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional hingga 16 Maret 2021 sebesar Rp65,03 triliun.

"Sesuai kesepakatan BI dan Kemenkeu, kalau pasar tidak bisa menyerap, BI akan membeli di pasar perdana," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis.

Gubernur BI Perry Warjiyomenjelaskan pembelian SBN selama Januari-Maret 2021 itu mencakup Rp22,9 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp42,13 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (lelang tambahan).

Baca juga: BI beli SBN Rp40,77 triliun untuk biayai APBN 2021

Ia juga menambahkan bank sentral ikut membeli SBN sebanyak Rp8,5 triliun dari total SBN yang dilepas oleh investor asing sebesar Rp19,6 triliun untuk menjaga stabilitas pasar SBN.

Gubernur BI Perry Warjiyomemastikan semua upaya ini merupakan langkah sinergi dengan otoritas fiskal untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, likuiditas di perbankan, serta pasar keuangan tetap longgar.

Sebelumnya khusus untuk pembelian SBN di pasar perdana, BI tercatat melakukan pembelian SBN senilai Rp473,42 triliun untuk pembiayaan APBN 2020 dan mendukung berbagai program pemerintah untuk mengatasi dampak COVID-19.

Baca juga: Perry Warjiyo: BI beli SBN pemerintah Rp13,66 triliun hingga awal 2021

Sinergi dalam pembelian SBN ini terus berlanjut hingga 31 Desember 2021 untuk pembiayaan APBN sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia pada 11 Desember 2020.

Sementara itu sejak tahun 2020 BI telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp776,87 triliun atau 5,03 persen dari PDB, yang terdiri dari Rp726,57 triliun pada 2020 dan sebesar Rp50,29 triliun pada 2021 (per 16 Maret 2021).

Baca juga: Kemenkeu ungkap strategi pengembangan pasar SBN
 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021