Mamuju (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat menilai ekonomi daerah itu kembali pulih setelah separuh wilayah dilanda gempa berkekuatan 6,2 magnitudo.

Kepala BPS Sulbar Gede Hendrayana di Mamuju, Sabtu, mengatakan, kinerja pembangunan di Sulbar tidak dapat dikatakan buruk, dan tidak jelek bahkan sebab pertumbuhan ekonomi akan kembali terjadi setelah dilaksanakan perbaikan pembangunan ekonomi.

Ia mengatakan, sebagian besar pembangunan di Sulbar telah berlangsung dan dapat dikatakan ekonomi Sulbar akan terus membaik termasuk pertumbuhan ekonominya.

"Kontraksi ekonomi pada 2020 tidak hanya dirasakan Sulbar, namun berbagai daerah lainnya juga mengalami kontraksi tersebut akibat pendemi," katanya.

Menurut dia, tingkat kemiskinan dan pengangguran di Sulbar juga sudah cukup baik.

"Namun ketika Sulbar mengalami musibah bencana gempa maka daerah ini otomatis akan mengalami kontraksi, namun di masa pasca bencana secara otomatis pula Sulbar melakukan perbaikan pembangunan sehingga ekonominya kembali pulih," katanya.

Ia mengatakan, kontraksi ekonomi pertama kali dialami Sulbar akibat gempa, sehingga inflasi terjadi dan mengakibatkan Sulbar sebagai daerah tertinggi mengalami inflasi di Indonesia.

Pada Februari 2021, yakni setelah gempa Mamuju terjadi Sulbar mengalami inflasi sebesar 1,12 persen setelah itu diyakini
​Sulbar akan kembali mengalami pertumbuhan ekonomi.
 

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021