Kami berharap adik-adik mahasiswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran pada sejumlah Community Learning Center (CLC) di Sabah dan Sarawak
Kuala Lumpur (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kuala Lumpur akan memperbanyak pendirian sanggar belajar di Semenanjung Malaysia bagi anak-anak pekerja migran non prosedural.

Atdikbud KBRI Kuala Lumpur, Mokhammad Farid Makruf Phd mengemukakan hal itu dalam diskusi dengan Lembaga Kerjasama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dan sejumlah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) melalui zoom di Kuala Lumpur, Ahad malam.

"Kami berharap adik-adik mahasiswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran pada sejumlah Community Learning Center (CLC) di Sabah dan Sarawak. Kehadiran mahasiswa di CLC akan memberikan semangat bagi anak-anak kita untuk lebih bersemangat dan rajin belajar menghadapi masa depan," katanya.

Sampai 2019, ujar dia, penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak Indonesia difokuskan di Sabah dan Sarawak.

"Akhir 2019, kita mulai merintis untuk wilayah semenanjung. Saat itu kita mulai di dua tempat di Kuala Lumpur, namun terpaksa berhenti karena adanya pandemi di awal Maret 2020. Saat ini, kita bersiap-siap untuk membuka lebih banyak lagi di semenanjung Malaysia," katanya.

Jika orang asing sudah boleh masuk ke Malaysia, ujar dia, adik-adik mahasiswa bisa membantu mengajar di sanggar bimbingan di Semenanjung Malaysia juga.

"Sebelum pandemik, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) secara rutin melaksanakan KKN di Kuala Lumpur. Diharapkan kegiatan tersebut nantinya bisa dilaksanakan lagi," katanya.

Untuk kerjasama antar universitas, ujar dia, sudah banyak pertukaran pelajar antara kampus Indonesia dan Malaysia namun jumlah mahasiswa yang masuk ke Indonesia masih belum seimbang dengan jumlah yang keluar ke Kampus Malaysia.

"Diharapkan jumlah tersebut dapat meningkat. Karena jumlah mahasiswa asing yang masuk ke Indonesia merupakan salah satu indikator kualitas dan daya tawar pendidikan tinggi di Indonesia," katanya.

Dia mengatakan pandemik membuat kemampuan pembiayaan universitas menurun, termasuk di Malaysia sehingga kegiatan kerjasama dengan universitas di Amerika Serikat dan Eropa berkurang.

"Hal ini membuka peluang bagi universitas di Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan universitas di Malaysia," katanya.

Pada kesempatan tersebut Ketua PCIM Malaysia, Assoc Prof Dr Sonny Zulhuda mengatakan pihaknya sudah sering menerima delegasi sebelum pandemik.

"Ada beberapa model kerjasama yang secara mandiri dijalankan misalnya KKN. Namun kegiatan terputus saat pandemi. Sudah pernah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat dan capacity building seperti webinar penyuluhan tentang kesehatan," katanya.


Baca juga: Menlu Singapura akan kunjungi Brunei, Malaysia dan Indonesia

Baca juga: Malaysia usir semua diplomat Korea Utara

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021