Hari ini (red-Senin (22/3)), kami mulai menjalankan bisnis baru yang sejalan dengan peran KBI sebagai BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Jakarta (ANTARA) - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) resmi menjalankan bisnis baru transaksi perdagangan timah murni batangan dalam negeri di Bursa Berjangka Jakarta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Hari ini (red-Senin (22/3)), kami mulai menjalankan bisnis baru yang sejalan dengan peran KBI sebagai BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan Indonesia merupakan negara penghasil timah terbesar di dunia dan kebutuhan dalam negeri juga cukup besar. Untuk itu, perlu tata niaga yang baik terkait transaksi timah dalam negeri untuk memberikan keuntungan kepada negara dan masyarakat.

"Pada awal pembukaan perdagangan timah dalam negeri ini, telah terjadi transaksi sebanyak 150 Lot dengan berat 150 ton dengan harga transaksi Rp356.408.648/ton," ujarnya.

Baca juga: Mind ID prihatin dengan industri timah nasional

Menurut dia pada prinsipnya perdagangan timah dalam negeri sama dengan transaksi pasar fisik timah murni batangan, perbedaannya adalah para pesertanya. Dalam pasar fisik timah murni batangan, pesertanya adalah buyer dari luar negeri untuk kebutuhan ekspor. Sedangkan dalam perdagangan timah dalam negeri, buyer-nya berasal dari dalam negeri.

“Ke depan kami optimistis, perdagangan timah dalam negeri akan terus tumbuh, karena industri dalam negeri yang membutuhkan timah sebagai bahan baku cukup besar," ujarnya.

Ia menambahkan perdagangan timah dalam negeri ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 Tahun 2018 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/ PER/7/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa timah murni batangan wajib diperdagangkan di bursa. Pasar fisik timah murni batangan telah berjalan di Bursa Berjangka Jakarta sejak 2019.

“Perdagangan timah dalam negeri ini tentunya adalah dalam rangka menciptakan transparansi sehingga semua transaksi yang terjadi tercatat dan dapat dimonitor oleh negara, termasuk berapa kebutuhan ekspor dan kebutuhan dalam negeri sehingga dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan selanjutnya,” katanya.

Baca juga: PT Timah akan dongkrak kontribusi tambang laut, jadi 40 persen

Ia menjelaskan mekanisme trading pada dasarnya sama dengan transaksi timah luar negeri yang membedakan hanya di lottase bahwa 1 lot = 1 ton sedangkan untuk ekspor 1 lot = 5 ton. Jenis timah yang diperdagangkan juga sama dengan untuk ekspor, yaitu TLEAD300,200,100,50 dan TPURE099.

"Sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi, dalam perdagangan timah dalam negeri ini KBI akan menjalankan beberapa hal, tentunya terkait memastikan penyelesaian hak dan kewajiban penjual dan pembeli, serta pelaporan transaksi," katanya.

Ia menambahkan sebagai badan usaha milik negara (BUMN),KBI akan terus mengeluarkan inisiasi-inisiasi baru terkait upaya mendorong ekonomi nasional. Dalam perannya sebagai akselerator ekonomi masyarakat, sudah menjadi kewajiban bagi KBI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kami sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi akan terus meningkatkan layanan kepada para pemangku kepentingan di sektor ini," katanya.

Pewarta: Aprionis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021