Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menargetkan sekitar 7 persen orang yang tak mau divaksin COVID-19 dan 30 persen masih ragu-ragu bisa mendapatkan edukasi serta sosialisasi pentingnya vaksinasi.

"Untuk keluar dari pandemi, kita perlu saling bahu membahu untuk menciptakan kekebalan kelompok yang menjadi benteng pertahanan kita terhadap COVID-19. Informasi ini harus kita sampaikan pada penerima vaksin supaya mereka tidak ada keraguan dan merasa siap divaksin," ujar dia di sela sambutannya dalam acara "Google for Media" yang digelar daring, Rabu.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak seperti Google, YouTube dan awak media untuk mewujudkan masyarakat yang melek digital sekaligus menghindari informasi-informasi keliru terkait COVID-19.

"Ketika makin banyak anggota masyarakat yang mencari tentang pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di seluruh Indonesia. Kita semua optimis proses vaksinasi yang terus berjalan akan membantu kita kembali melakukan kegiatan sehari-hari secara aman," kata dia.

Baca juga: Pemerintah tunggu informasi WHO soal efek vaksin AstraZeneca

Data hingga Maret ini, Indonesia kita sudah melakukan vaksinasi COVID-19 tahap 2 dari target vaksinasi pada 181,5 juta orang.

Nadia menyebut, pada tahap pertama yang diperuntukkan untuk tenaga kesehatan saat ini sudah sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan menerima dosis pertama dan sebanyak 1,2 juta orang sudah dapat dosis kedua.

Pada tahap kedua, yang menyasar kategori lanjut usia dan pekerja pelayanan publik, sekitar 1,1 juta orang dari kelompok pekerja publik yang sudah divaksin dosis pertama dan 540.000 orang kategori lansia.

"Memang masih perjalanan panjang, karena untuk sasaran target tenaga kesehatan sudah tercapai 100 persen, malah mungkin akan lebih jumlahnya. Tetapi untuk usia di atas 60 tahun, targetnya 21,5 juta, jadi kita masih harus mengakselarasi upaya dalam melakukan vaksinasi termasuk juga untuk pekerja pelayanan publik yang targetnya 16,9 juta orang," tutur Nadia.

"Ini menjadi pr kita, tentunya kalau kita mau keluar dari situasi pandemi COVID-19, juga akan menekan angka kesakitan dan kematian kita harus menerima vaksinasi secara bersama-sama karena yang diharapkan kekebalan kelompok muncul," imbuh dia.

Nadia berharap, kerja sama berbagai pihak mengenai informasi vaksinasi COVID-19 akan semakin menambah informasi dan memberikan akses seluas-luasnya terhadap masyarakat terkait vaksinasi.

"Kita bisa melakukan peran bersama untuk memberantas hoaks terkait vaksinasi COVID-19," demikian kata dia.

Baca juga: PBNU: Dalam kondisi darurat penggunaan vaksin hukumnya wajib

Baca juga: AstraZeneca menyatakan vaksinnya tidak mengandung produk hewani

Baca juga: Pemerintah distribusikan vaksin AstraZeneca mulai pekan depan

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021