Gorontalo (ANTARA) - Festival Saronde, salah satu agenda pariwisata andalan di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo terus dikembangkan baik dari sisi ketertarikannya sebagai daya tarik pariwisata maupun sebagai kegiatan yang mampu bernilai ekonomis bagi masyarakat di daerah itu.

Mengingat kata Wakil Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu, di Gorontalo, Rabu, pariwisata tidak hanya ingin mencapai target kemajuan daerah melalui pendapatan asli daerah (PAD) namun keberadaan aset sumber daya alam yang ada harus mampu berkembang, untuk dikunjungi wisatawan dan hasilnya untuk dinikmati rakyat.

"Pariwisata yang menghidupkan perekonomian rakyat dan memajukan daerah. Jadi tidak sekadar mempopulerkan tanpa berdampak langsung bagi rakyat," katanya.

Baca juga: Festival Saronde Gorontalo dusulkan jadi event wisata internasional

Sejak tahun 2015, Festival Saronde berhasil menjadi kegiatan dalam kalender pariwisata nasional yang disematkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan sejak tahun 2020 mendapat dukungan untuk menjadi 1 dari 100 agenda pariwisata nasional.

Menariknya, tahun 2021 ini, Festival Saronde mendapat dukungan lagi dari Kemenparekraf agar bisa 'naik kelas' menjadi 1 dari 28 agenda pariwisata internasional.

"Ini kesempatan emas bagi daerah kita," ujar Thariq, Wabup berlatar belakang akademisi yang selalu tampil bersemangat jika membahas bahkan saat memaparkan potensi pariwisata di daerah itu.

Baca juga: DPRD bangga Festival Saronde masuk Kalender Pariwisata Nasional 2020

Kata dia, kita punya deretan objek wisata yang pantas menjadi destinasi wisata baru di Indonesia untuk dikenal dunia. Potensi itu memanjang dari timur ke barat, atau dari wilayah Kecamatan Atinggola hingga Kecamatan Tolinggula.

Berjejer dari wilayah timur, mulai dari situs Ota lo Jin dan Pantai Minanga di Kecamatan Atinggola, budaya Tulude di Kecamatan Gentuma dan Benteng Oranye di Kecamatan Tomilito.

Di wilayah barat, mulai dari Kecamatan Monano, terhampar keindahan Pantai Monano, situs pertambangan peninggalan Belanda di Desa Hulawa Kecamatan Sumalata Timur, keindahan pulau-pulau konservasi Pulau Mas, Popaya dan Raja, serta Pulau Duyonumo.

Juga air terjun Didingga di Kecamatan Biau, dan yang paling ujung terdapat wahana arung jeram di Desa Papualangi, Kecamatan Tolinggula.

Kepercayaan dari pihak Kemenparekraf kata Thariq, dengan mengusulkan Festival Saronde menjadi 1 dari 28 iven pariwisata internasional, hari ini (Kamis, 24/3/2021) telah dijawab pemerintah kabupaten dalam sebuah presentasi selama 10 menit, juga paparan dalam tampilan slide maupun video, melalui aplikasi zoom meeting.

Kata dia, secara umum bahwa basis Festival Saronde ada di Pulau Saronde, namun pulau istimewa nan cantik dengan hamparan pasir putih sehalus salju ini, juga diusulkan dalam 2 hal yaitu, iven budaya dan bahari.

Ini usulan yang tepat, disamping memang Saronde merupakan sebuah nama pulau, juga telah menjadi identitas lokal yang sangat dikenal luas.

Contohnya, tarian Saronde untuk penyambutan tamu maupun digelar dalam acara resmi, bahkan salah satu ole-ole Gorontalo yaitu Pia Saronde sangat terkenal di nusantara.

Kemudian dalam pengembangan Saronde. Disamping banyaknya objek wisata di kabupaten ini yang memanjang dari timur ke barat, maka pemkab pun mendesain sebuah konsep 'Saronde Ring' sebagai sebuah kawasan terpadu berbasis Saronde.

Konsepnya yaitu penyelenggaraan festival di Pulau Saronde namun sajian 'long trip'-nya menjangkau objek wisata di darat memanjang dari timur ke barat.

Dari presentasi tersebut sebut Thariq, para kurator dalam penilaiannya menyatakan konsep 'Saronde Ring' yang dikemas Pemkab menjadi upaya menyatukan tempat-tempat wisata yang begitu diakui sebagai formulasi kebijakan yang sangat menarik.

Dua hal yang perlu ditingkatkan, dalam sajian seni dan budaya Festival Saronde sebagai iven pariwisata internasional, yaitu mengingat ada empat jenis tarian budaya yang akan ditampilkan, maka diharapkan ada tarian khusus yang akan lebih menonjolkan keberadaan situs Ota lo Jin.

Untuk itu kata Thariq, pemkab telah menunjuk tim kreatif yang sementara mempersiapkan tarian tersebut.

Kemudian, dengan melihat potensi wisata ada pulau yang difokuskan yaitu Saronde.

Maka ada sajian-sajian wisata berbasis 'outdoor', dan diharapkan ada juga pentas wisata yang digelar 'indoor' dengan penyajian yang lebih menarik agar pagelaran seni dan budaya akan lebih terasa.

Pemkab yakin Festival Saronde menjadi sangat luar biasa sebagai iven internasional di Gorontalo Utara.


Situs Ota lo Jin

Pemaparan hasil assesment geopark oleh tim ahli geopark Kementerian ESDM melalui aplikasi zoom meeting, juga diikuti Pemerintah Provinsi Gorontalo, Wabup Thariq Modanggu menyatakan keinginan pemkab agar situs Ota lo Jin Atinggola dan air terjun Zuriati Kecamatan Monano, dapat dikembangkan menjadi geopark.

Termasuk harapan agar Ota lo Jin menjadi geopark nasional bahkan terdaftar di UNESCO.

Ia mengatakan, situs Ota lo Jin di Desa Kota Jin Utara, Kecamatan Atinggola, hasil survei geologi tim Geologi Bandung bahwa batuan tersebut harusnya ada di dalam laut tapi justru ada di daratan bahkan tanaman di sekitarnya tumbuh subur.

Ota lo Jin juga merupakan indikasi jejak batuan di era kedua umur bumi yaitu sekitar 25 juta-an lalu.

Juga merupakan bukti jejak gunung berapi 23 juta tahun lalu.

Baca juga: Gorontalo Utara sambut Festival Saronde masuk iven pariwisata nasional

Jenis batuannya adalah stalagtit, dan menariknya kawasan atau wilayah tempat Ota lo Jin tersebut, dulu adalah lautan dalam.

Situs ini, sangat potensial memagnit kunjungan wisata didukung keberadaan Pantai Minanga yang hingga kini mampu menyedot perhatian wisatawan lokal dan nusantara.

Pemkab kata Thariq, sangat mensyukuri dan mengapresiasi survei yang telah dilakukan ke beberapa geosite di daerah ini, baik Ota lo Jin, batuan vulkanik di Desa Dunu Kecamatan Monano serta batuan sedimen di Desa Dulukapa Kecamatan Sumalata Timur.

Pemkab pun akan menindaklajuti arahan dari tim survei Geologi Bandung untuk menjaga, merawat serta mengembangkan nilai warisan geologi di Gorontalo Utara sehingga lebih bernilai ekonomis.

Baca juga: Gorontalo Utara gelar festival Saronde dukung Sail Tomini

Tentunya melalui pengembangan pariwisata, edukasi-ilmu pengetahuan serta sosial-ekologis, tambah Thariq.

Ia meyakini, perlahan namun pasti pariwisata di daerah itu akan berkembang dan semakin diminati nusantara dan dunia.

"Kerja keras adalah kuncinya, sebab kita memiliki sumber daya alam, konsep dan sumber daya aparatur," imbuhnya.***

Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021