Meskipun belum pulih 100 persen, tapi Waskita telah berada di rute yang tepat untuk memperbaiki kinerja dan kondisi keuangannya
Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk optimistis kinerja operasional dan keuangan mengalami perbaikan signifikan pada 2021 seiring transformasi yang dijalankan perusahaan.

Pada 2021, Waskita menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp26 triliun, yang 80 persen dari target itu berasal dari proyek pasar eksternal dan 20 persen merupakan proyek investasi.

"Investasi pada jalan tol akan tetap dilakukan karena salah satu peran Waskita adalah sebagai agen pembangunan. Waskita juga akan mengincar porsi kepemilikan minoritas bersinergi dengan investor infrastruktur lain," kata Dirut Waskita Karya Destiawan Soewardjono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, sepanjang 2021, manajemen akan fokus pada pemulihan kinerja pascapandemi.

"Waskita sebagai badan usaha terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan," jelas Destiawan.

Baca juga: Waskita Karya petakan potensi proyek luar negeri hingga Rp70 triliun

Perseroan akan fokus pada upaya-upaya dan strategis untuk memastikan turn around  kinerja operasional dan kinerja keuangan perusahaan.

Destiawan meyakini program vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah akan memberikan dampak positif bagi aktivitas perekonomian pada 2021.

Di tengah kondisi yang sangat menantang pada 2020 tersebut, Waskita mampu memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp27 triliun.

Pencapaian ini berada di atas target yang telah ditetapkan dan lebih tinggi dibandingkan para pesaingnya.

Tingkat kemenangan tender juga mengalami peningkatan menjadi 35,2 persen, membuktikan bahwa Waskita memiliki daya saing yang baik di industri konstruksi.

Beberapa proyek besar yang diperoleh Waskita pada 2020 antara lain Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 3 dan 4 senilai Rp3,3 triliun, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Batang Toru Rp887 miliar, Bendungan Jragung Paket 1 Rp733 miliar, dan Jaringan Irigasi Rentang dengan nilai kontrak Rp554 miliar.

Waskita juga dapat mempertahankan arus kas positif dari aktivitas operasi sebesar Rp627 miliar.

Hal ini didorong oleh penerimaan pembayaran dari proyek yang dikerjakan dengan skema progress payment serta pembayaran proyek turnkey seperti proyek Tol Jakarta-Cikampek Elevated II senilai Rp6 triliun pada awal 2020.

Baca juga: Waskita lepas 20 persen saham Tol Semarang-Batang, raup Rp1,5 triliun


Transformasi

Untuk menghadapi 2021, Waskita menyiapkan beberapa strategi utama antara lain transformasi bisnis, restrukturisasi keuangan, serta divestasi saham jalan tol.

Transformasi bisnis dilakukan secara komprehensif pada berbagai aspek termasuk pemasaran, operasional, investasi, dan keuangan.

Waskita berkomitmen menyeimbangkan portofolio kontrak baru yang selama lima tahun terakhir sangat bergantung pada proyek pengembangan bisnis atau investasi, yang pendanaannya diperoleh melalui utang dengan beban bunga komersial.

Ke depan, Waskita berupaya mendapatkan lebih banyak proyek yang berasal dari pasar eksternal seperti BUMN, pemerintah, dan swasta termasuk luar negeri.

"Dengan penerapan teknologi informasi dan pengembangan metode konstruksi, Waskita akan mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing. Pekerjaan konstruksi pun akan dapat berjalan sesuai target ataupun lebih cepat, sehingga kepuasan pemilik proyek pun meningkat," kata Destiawan.

Bentuk transformasi digital yang diterapkan melalui digital twin yang terintegrasi antara teknologi building information modeling (BIM) dan sistem informasi geospasial (GIS).

Selain transformasi proses bisnis, Waskita tengah melakukan restrukturisasi keuangan melalui renegosiasi dengan para kreditur perbankan.

Skema renegosiasi yang diajukan kepada kreditur perbankan mencakup relaksasi jatuh tempo utang, penyesuaian tingkat bunga, dan penerbitan fasilitas jangka panjang baru. "Salah satu opsi yang sedang kami tempuh juga melalui penjaminan dari pemerintah," kata Destiawan.

Waskita sebagai salah satu BUMN tengah mendapatkan kepercayaan untuk menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur yang termasuk dalam program pemulihan infrastruktur nasional.

Untuk menyelesaikan seluruh proyek tersebut, Waskita membutuhkan tambahan fasilitas sebesar Rp15,3 triliun dari perbankan dan obligasi yang rencananya akan didukung penjaminan dari pemerintah.

"Dengan penjaminan pemerintah, maka kelayakan kredit Waskita akan meningkat, sehingga beban bunga pinjaman akan lebih kompetitif," jelasnya.

Destiawan meyakini transformasi dan strategi lain yang telah dicanangkan akan dapat membuat Waskita mengembalikan performanya.

"Meskipun belum pulih 100 persen, tapi Waskita telah berada di rute yang tepat untuk memperbaiki kinerja dan kondisi keuangannya," kata Destiawan.

Baca juga: Waskita garap dua proyek sumber daya air di Banten
​​​​​​​
Baca juga: Waskita Karya divestasi sembilan ruas jalan tol senilai Rp11 triliun


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021