Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Jamaluddin mengatakan bahwa pihaknya memiliki sejumlah target demi kembali mendorong sektor pariwisata dan ekonomi daerah, salah satunya adalah melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor tersebut.

"Kita harapkan selain kunjungan wisata, targetnya tahun ini juga pengembangan SDM pariwisata. Sudah banyak pelatihan dan kami meminta dukungan Kemenparekraf untuk mendidik guide dan kelompok-kelompok desa wisata," kata Jamaluddin beberapa waktu lalu.

Baca juga: Disbudpar Aceh kembangkan potensi wisata di Pulau Banyak, Singkil

"Selain memperkuat SDM, kami juga akan memperkuat dari sisi protokol kesehatannya. Kita wajibkan (pengelola destinasi wisata) untuk menerapkan protokol kesehatan CHSE," ujarnya menambahkan.

Sebagai informasi, CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) dari Kemenparekraf untuk sektor pariwisata di masa pandemi.

Lebih lanjut, Jamaluddin mengatakan bahwa sektor pariwisata di Serambi Makkah sudah mulai pulih secara perlahan namun pasti. Sebelumnya pada Maret 2020, di mana kasus positif COVID-19 pertama hadir di Indonesia, Aceh sempat menutup akses penerbangan dan tempat-tempat wisata dan kulinernya.

"Di awal pandemi di bulan Maret, penerbangan ke Aceh ditutup, dampaknya signifikan bagi para pelaku pariwisata di Aceh dan tempat-tempat kuliner. Pantai-pantai juga ditutup, kedai kopi tutup kurang lebih satu bulan setengah. Tidak ada aktivitas, masyarakat berdiam diri di rumah, namun kami mulai buka lagi dengan menerapkan protokol kesehatan," jelas Jamaluddin.

Namun kini, di awal 2021, Aceh telah menerima wisatawan lokal maupun domestik Nusantara. "Perkembangan di awal tahun 2021, pariwisata di Aceh sudah bangkit kembali, terutama untuk wisatawan domestik Nusantara dan lokal atau warga Aceh sendiri."

Baca juga: Berwisata di alam diprediksi jadi tren baru melancong saat pandemi

"Ini juga karena penurunan angka warga yang terpapar COVID di Aceh semakin turun. Seiring dengan itu, Pemda Aceh menyambut baik untuk kembangkan ekonomi masyarakat lewat acara lokal seperti Aceh Travel Mart untuk bangkitkan dunia pariwisata kembali," jelas dia.

Saat disinggung mengenai prioritas pengembangan destinasi wisata di Aceh dalam waktu dekat, Jamaluddin mengatakan pihaknya berfokus ke wisata alam, wisata bahari dengan berbagai aktivitas dan olah raganya, lalu wisata kuliner, hingga budaya.

"Pertama, kami berfokus ke wisata bahari, ada taman laut yang indah sekali di Sabang. Selain itu ada juga dataran tinggi Gayo, sekitar 6 jam dari Banda Aceh. Di sana punya view yang bagus didukung dengan perhotelan yang memadai. Banyak pilihan kuliner yang luar biasa, membuat perjalanan jadi tidak terasa. Kita fokus ke Sabang, Banda Aceh dan sekitarnya, dan Aceh Tengah," papar Jamaluddin.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa baru-baru ini, pihaknya mulai mengembangkan titik wisata di Pulau Banyak yang terletak di Aceh Singkil. "Pulau Banyak terdiri dari 63 pulau yang berada di dekat ujung perbatasan Aceh dan Sumatra Utara. Ia memiliki taman laut yang indah sekali, dan ombaknya juga cocok untuk surfing," kata Jamaluddin.


Baca juga: Pariwisata halal potensial dikembangkan di tengah pandemi

Baca juga: Tabanan siapkan tiga objek wisata untuk kunjungan wisman pada Juli

Baca juga: Traveloka gelar EPIC Sale 2021

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021