Jakarta (ANTARA News) - Mantan politisi senior Partai Golkar yang kini menjabat Wakil Ketua DPP Ormas Nasional Demokrat, Ferry Mursyidan Baldan mengatakan, tokoh utama perdamaian Aceh, Hasan Tiro wafat setelah mendapat pengakuan, penghormatan sekaligus penguatan tentang ke-Indonesiaannya.

Ia mengatakan itu di Jakarta, Kamis malam, sembari menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Hasan Tiro, sosok utama di balik Perjanjian Helsinki yang menjadi basis bagi perdamaian di Aceh.

"Meninggalnya beliau (Kamis siang), membuat Indonesia dan Aceh khususnya kehilangan tokoh dan pejuang bagi kesejahteraan, keadilan dan penguatan Aceh sebagai sebuah entitas," katanya.

Bagi Ferry Mursyidan Baldan, almarhum semasa hidupnya merupakan pejuang yang berkeyakinan teguh serta tangguh memperjuangkannya, apa pun tantangannya.

"Yaitu, bahwa, perjuangannya adalah demi tegaknya keadilan, sejahteranya masyarakat dan terbangunnya Aceh sebagai entitas kokoh," tegasnya.

Nota kesepahaman (MoU) perdamaian Helsinki`, yang menjadi momen penting bagi Aceh, menurutnya, merupakan salah satu bukti tentang betapa kuatnya komitmen almarhum pada keadilan serta majunya masyarakat di sana.

"Untuk itu wajar jika Negara memberi penghormatan atas kepergian almarhum, misalnya adanya wakil Pemerintah (Pusat) dalam prosesi pemakaman dan pengibaran bendera merah putih setengah tiang selama tiga hari," kata Ferry Mursyidan Baldan.

Dengan penghormatan tersebut, menurutnya, terjadi penegasan tentang pengakuan ke-Indonesiaan almarhum.

"Selamat jalan Bapak Hasan Tiro, semoga kami dapat meneruskan cita-citamu bagi keadilan dan kemajuan di Aceh," ujar Ferry Mursyidan Baldan.(*)
(T.M036/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010