Kami berharap pelaksanaan pembangunan Terminal BBM Labuan Bajo dapat berjalan lancar dan selesai sesuai target serta mulai beroperasi pada tahun 2023
Jakarta (ANTARA) - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pembangunan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur akan meningkatkan ketahanan stok bahan bakar yang semula 17 hari menjadi enam hari.

"Terminal Labuan Bajo ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan stok BBM dari yang semula hanya sekitar enam hari menjadi 17 hari dengan hasil produk high grade," kata Arifin Tasrif dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Selain untuk meningkatkan ketahanan stok BBM, lanjut dia, rantai distribusi penyaluran BBM juga dapat dipotong dengan adanya terminal tersebut. Sebelumnya, BBM untuk daerah Labuan Bajo disuplai dari luar wilayah Kabupaten Manggarai Barat.

Pembangunan Terminal BBM Labuan Bajo merupakan usaha untuk mewujudkan ketahanan energi yang saat ini menjadi salah satu perhatian utama pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus mendukung Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas.


Baca juga: Terminal BBM 1.500 kiloliter dukung wisata premium Labuan Bajo

"Kami juga sedang mendorong pengembangan ketenagalistrikan di lima destinasi pariwisata super prioritas khususnya di Labuan Bajo melalui pembangunan PLTS dan interkoneksi jaringan listrik PLN, serta pengembangan Geopark," kata Arifin Tasrif.

Lebih lanjut dia berharap pembangunan Terminal BBM Labuan Bajo dapat selesai sesuai target guna mewujudkan peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Kami berharap pelaksanaan pembangunan Terminal BBM Labuan Bajo dapat berjalan lancar dan selesai sesuai target serta mulai beroperasi pada tahun 2023, sehingga peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar Kabupaten Manggarai Barat serta Provinsi NTT dapat terwujud," kata Arifin.

Pembangunan Terminal BBM Labuan Bajo Pertamina dilakukan di Terminal Multipurpose Wae Kelambu Labuan Bajo milik Pelabuhan Indonesia III.

Kawasan itu didukung dengan dermaga sepanjang 120 meter, lapangan penumpukan sisi laut seluas tiga hektare dengan kapasitas petikemas mencapai 75.000 TEUs per tahun.


Baca juga: Menhub berharap Terminal BBM Wae Kelambu optimalkan distribusi BBM

Adapun area darat pelabuhan seluas tiga hektare diperuntukkan untuk area kantor dan fasilitas penunjang kegiatan operasional serta Terminal BBM.


Seperti diketahui, saat ini telah terdapat empat Terminal BBM yang ada di Pulau Flores, yakni Terminal BBM Reo, Terminal BBM Ende, Terminal BBM Maumere, dan Terminal BBM Larantuka yang diperuntukkan guna mendukung kebutuhan suplai di Pulau Flores termasuk wilayah Labuan Bajo.

Dalam mendistribusikan BBM di Pulau Flores, Pertamina telah memiliki infrastruktur yang memadai dengan 39 lembaga penyalur, yaitu SPBU, Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), serta Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN).

Terkhusus di Labuan Bajo terdapat lima lembaga penyalur yang telah beroperasi terdiri dari tiga SPBU Reguler, satu SPDN, dan satu SPBU Mini.


Baca juga: Solar lampaui kuota, Menteri ESDM gandeng Polri awasi distribusi BBM

Baca juga: Menteri ESDM pastikan dukung upaya tekan emisi

Baca juga: Pertamina mulai uji coba B30 di terminal BBM


Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021