Jakarta, 4/6 (ANTARA) - Bahan pengemas styrofoam telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Styrofoam ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan.

Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Sebab, dalam bahan pembungkus makanan tersebut ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat benzen, suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan. Benzen ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui feses (kotoran) atau urine (air kencing). Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker.

Benzana juga bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah. Pada beberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang.

Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Tidak ada lagi alasan untuk tetap mempertahankan keberadaan styrofoam di tengah masyarakat, terutama dibidang industri pangan. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang mengetahui tentang hal ini. Mereka menjadi korban atas ketidaktahuannya, juga pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan warganya juga belum `berkutik? apalagi memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku industri yang masih menyuguhkan barang dagangannya dengan kemasan yang satu ini.

Peran serta dan kerjasama dari berbagai pihak harus segera diwujudkan untuk menyelesaikan masalah ini. Kita semua harus duduk bersama untuk segera mencari alternatif agar penggunaan styrofoam dihentikan sama sekali. Hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya peran serta dari semua pihak. Oleh karena itu dukungan dan peran serta aktif semua pihak, baik pemerintah, swasta, civitas academica maupun masyarakat umum sangat dibutuhkan.

Berangkat atas dasar pemikiran ini, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU menggelar program The BLUE SEA (BLow Up Event to Save the EArth) yang fokus pada pengendalian penggunaan styrofoam. Hal itu dilakukan sebagai langkah awal guna mengajak masyarakat luas berpartisipasi aktif dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. Dan hal ini juga sejalan dengan tujuan Millennium Development Goals (MDGs) yang ke 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan salah satunya dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam memeihara lingkungan dan kesehatan.

Program The BLUE SEA adalah program kampanye anti styrofoam kepada masyarakat luas yang dimulai dari kaum terpelajar agar tercipta komunitas yang peduli terhadap lingkungan. Lingkup kegiatan program ini meliputi lomba kreasi styrofoam, seminar, talkshow dan kampanye lingkungan.

Tujuan dari program The BLUE SEA adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat luas mengenai dampak buruk styrofoam bagi kesehatan dan lingkungan, meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk mengurangi dan memberhentikan penggunaan styrofoam, meningkatkan kepedulian dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan styrofoam bekas dan mengkampanyekan alternatif kemasan pengganti styrofoam.

Program kegiatan The BLUE SEA (BLow Up Event to Save the EArth) ini diselenggarakan oleh Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU bekerjasama dengan NUSKIN Force For Good Foundation sebagai penyandang dana serta didukung oleh ENVIHSA, GCUI dan PT Surveyor Indonesia.


Rincian kegiatan program ini diantaranya sebagai berikut :

a. Lomba Kreasi Produk Daur Ulang Styrofoam
Deskripsi : Ajang kreatifitas untuk penggunaan kembali sampah
Styrofoam menjadi barang - barang yang lebih berguna dan
bernilaiekonomis.

Tema : "Show Your Creativities to Recycle Styrofoam"
Target : 20 hasil karya kreasi styrofoam dari pelajar SMA se-Jakarta.
Waktu : Sejak Mei - Juni 2010

b. Seminar Nasional
Deskripsi : Seminar tentang Styrofoam ditinjau
dari segi kesehatan dan pemerintahan
serta pemanfaatan dalam industri
makanan

Waktu : Sabtu, 5 Juni 2010 Pukul 08.00-12.00 WIB
Tempat : Auditorium Lt.4 Gedung Surveyor Indonesia
Tema : "Stop Styrofoam Now for The Future Life"
Target peserta : 300 peserta
Pembicara : 1. DR. Ir. Setyo Sarwanto Moersidik, DEA (Pakar
Lingkungan Hidup)
2. Dra Ani Rohmaniyati, M.Si (Direktur
Pengawasan Produk dan bahan Berbahaya Badan BPOM RI
3. YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia)

c. Talkshow
Deskripsi : Talkshow dengan para pelaku yang telah melakukan
pemanfaatan Styrofoam menjadi barang-barang
yang bernilai ekonomis.

Waktu : Sabtu, 5 Juni 2010 Pukul 13.00-16.30 WIB
Tempat : Auditorium Lt.4 Gedung Surveyor Indonesia
Tema : "Talk and Do More!"
Target peserta : 300 peserta
Pembicara : 1. Muhammad Yasin (PKPU)
2. Surani (Pembuat Batako dan Pengrajin
berbagai souvenir dari Styrofoam)
3. Wibowo Tri Ambodo (Pengrajim lukisan
dari Styrofoam)

d. Pameran Kreasi Styrofoam
Deskripsi : Pameran hasil karya dari peserta lomba kreasi
Styrofoam dan para pemanfaatan Styrofoam.

Waktu : Sabtu, 5 Juni 2010 Pukul 08.00-16.00 WIB
Tempat : Auditorium Lt.4 Gedung Surveyor Indonesia
Tema : "Show Your Creativities to Recycle Styrofoam"
Peserta : Peserta lomba & pemanfaat Styrofoam

Untuk Informasi lebih lanjut silakan menghubungi Ferry Suranto, Manajer Kesehatan PKPU Hp : 085883763402 atau Ibu Tri Yustia Putri Manajer Media dan Promotion Hp: 08563471931

PJ Seminar : Syifa Rizki 08999296953
PJ Talkshow : Nurina 081280056333
PJ Kampanye : Rindang 081363393881

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010