Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Provinsi PSSI Jawa Timur Haruna Soemitro akan menggugat Ketua Umum Pengcab PSSI Saleh Ismail Mukadar, karena dinilai telah mencemarkan nama baik dan melakukan tindakan tidak menyenangkan.

Rencana itu diungkapkan Haruna Soemitro kepada wartawan di Surabaya, Jumat, terkait pernyataan Saleh Mukadar yang mengatakan dirinya telah diperintah Ketua Umum PSSI Pusat Nurdin Halid untuk membekukan Pengcab PSSI Surabaya dan menyingkirkan Saleh Mukadar.

"Saya sudah berkoordinasi dengan tim kuasa hukum untuk menindaklanjuti pernyataan Saleh Mukadar tersebut. Saleh Mukadar telah mencemarkan nama baik saya dan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Saleh Mukadar mengungkapkan saat pertemuan informal di rumah dinas Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Rabu (2/6) malam, Haruna Soemitro secara spontan mengaku kalau keputusan Pengprov PSSI Jatim membekukan Pengcab PSSI Surabaya merupakan instruksi dari Ketua Umum PSSI Pusat Nurdin Halid.

"Pembekuan itu merupakan instruksi Nurdin Halid untuk menyingkirkan saya dari lingkup PSSI dengan cara apapun," ujar Saleh.

Saleh Mukadar menambahkan keputusan pembekuan Pengcab PSSI Surabaya merupakan imbas dari sikap kritis dirinya kepada PSSI Pusat, termasuk menjadi salah satu motor penggusuran Nurdin Halid dari kursi ketua umum saat Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang beberapa waktu lalu.

Selain itu, Nurdin Halid juga berusaha menyingkirkan Saleh Mukadar dari lingkup sepak bola nasional (PSSI) dengan mengobok-obok Persebaya.

Keputusan Haruna Soemitro membawa kasus tersebut ke ranah hukum, bisa jadi akan turut menyerat Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf dan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, karena keduanya menjadi saksi pertemuan kedua tokoh sepak bola Jatim tersebut.

Selain kedua pejabat pemerintahan tersebut, dalam pertemuan itu juga hadir beberapa tokoh olahraga Jatim yang kebetulan sedang menghadiri Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Jatim di Batu, di antaranya Erlangga Satriagung (Ketua POSSI Jatim) dan H.R. Ali Badri Zaini (Ketua PGSI Jatim).

"Pertemuan itu sifatnya kekeluargaan dan seharusnya tidak dalam kapasitas untuk disebarkan kepada media. Saya merasa dihakimi dengan pemberitaan seputar pernyataan Saleh Mukadar tersebut," kata Haruna.

"Saat itu saya dalam kapasitas bercerita seputar kasus pembekuan Pengcab PSSI Surabaya, bukannya saya mengaku melakukan perintah Nurdin Halid seperti yang disampaikan Saleh Mukadar. Kalau saya mengaku, berarti saya telah melakukan kesalahan," tambahnya.

Menurut Haruna, Nurdin Halid tidak memiliki dendam kepada Saleh Mukadar, kendati selama ini terus diserang, termasuk saat KSN di Malang.

"Kalau punya dendam, mestinya setelah KSN itu Saleh Mukadar dieksekusi karena terbukti melakukan pelanggaran berat secara organisasi. Tapi, nyatanya kan itu tidak dilakukan," katanya menambahkan.

Haruna Soemitro menyebut sikap Saleh Mukadar tidak profesional, karena saat mengeluarkan pernyataan itu, tidak melakukan telaah secara detil dan mendalam soal keterpurukan Persebaya musim ini.

"Saleh Mukadar juga picik, karena tidak bertanggung jawab dan mencari kambing hitam atas kondisi Persebaya saat ini," ujarnya.

Sementara itu, Saleh Mukadar yang dikonfirmasi terpisah, menyatakan siap menghadapi langkah hukum yang akan ditempuh Haruna Soemitro.

"Bagus kalau Haruna mau melakukan gugatan, biar nanti semua dibuktikan di pengadilan. Siapa yang benar dan salah," katanya.

Sebelumnya, Saleh Mukadar juga sudah menduga kalau Haruna Soemitro akan mengeluarkan bantahan terhadap pernyataannya tersebut.

"Masak ada maling yang mau mengaku, bisa penuh penjara nanti," katanya dengan nada bergurau. (*)
(T.D010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010