Cilacap (ANTARA News) - Resepsi pernikahan sepasang pengantin di Cilacap, Jawa Tengah, berhasil tercatat sebagai rekor baru dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) dalam kategori prosesi pernikahan bertema pemanfaatan limbah nonbahan berbahaya dan beracun (non-B3).

Dalam prosesi pernikahan Ema Masitoh dan Eko Adi Susanto yang digelar di Gedung Persatuan Wanita Patra Cilacap, Sabtu, pasangan pengantin ini mengenakan pakaian yang terbuat dari limbah plastik dan berbagai aksesori yang juga dibuat dari barang bekas.

Demikian pula dengan panitia resepsi pernikahan tersebut. Mereka tampak mengenakan berbagai pakaian yang terbuat dari limbah plastik maupun spanduk bekas.

Bahkan, dekorasi ruang resepsi pernikahan dan cendera mata bagi tamu undangan juga terbuat dari barang-barang bekas.

Terkait hal itu, Manajer Muri Sri Widowati mengatakan, prosesi pernikahan tersebut merupakan rekor baru dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia dengan nomor 4315.

"Prosesi pernikahan yang unik memang sering ada, tetapi baru ini yang mengangkat tema pemanfaatan limbah non-B3," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, Muri memberikan penghargaan kepada Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap selaku pemrakarsa kegiatan, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) "Bu Nandang" Cilacap sebagai penyelenggara, dan penghargaan kepada pasangan pengantin ini.

Sementara itu Sekretaris Daerah Cilacap Muslich mengatakan, prosesi pernikahan dengan tema pemanfaatan limbah non-B3 yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungannya.

"Bahkan satu hal yang patut dibanggakan, tahun ini Cilacap kembali meraih Anugerah Adipura yang akan diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Selasa (8/6), di Jakarta," katanya.

Secara terpisah, General Manajer Pertamina RU IV Syofrinaldy mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya pelestarian lingkungan di Kabupaten Cilacap.

Menurut dia, upaya yang telah dilakukan Pertamina RU IV antara lain pembuatan "green belt" (sabuk hijau) sebagai "paru-paru" kota di Cilacap dan pembuatan instalasi pengolahan limbah serta pemberian bantuan drum tempat sampah di Kelurahan Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, sehingga mengantarkan kelurahan ini meraih juara I lomba bersih dan sehat tingkat Provinsi Jawa Tengah yang saat ini mengikuti penilaian tingkat nasional.

"Kami berharap, apa yang telah dilakukan LKP `Bu Nandang` dalam penyelamatan lingkungan ini, dapat pula diikut masyarakat lainnya di Cilacap," katanya.

Pengelola LKP "Bu Nandang" Hj Erni Suhaina Ilham Fadzry memgatakan, limbah plastik maupun barang-barang bekas ini berasal dari sampah rumah tangga yang dikumpulkan oleh warga belajar LKP maupun masyarakat Kelurahan Gumilir.

Menurut dia, pengumpulan limbah non-B3 ini tidak semata-mata untuk persiapan resepsi pernikahan tersebut tetapi juga kegiatan lainnya yang diselenggarakan LKP "Bu Nandang".

"LKP kami juga menggelar pelatihan keterampilan yang memanfaatkan limbah non-B3. Dalam hal ini, kami ingin menciptakan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin dari sampah-sampah ini," katanya.

Dalam resepsi pernikahan pernikahan tersebut, juga diisi dengan penyerahan piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah Cilacap kepada seorang warga Kecamatan Kampunglaut, Wahyono sebagai perintis, penyelamat, pengabdi, dan pembina lingkungan hidup.

Selain menerima piagam penghargaan, Wahyono yang berhasil menggiatkan penanaman hutan bakau di Laguna Segara Anakan juga memperoleh uang pembinaan sebesar Rp4,5 juta dari Gubernur Jawa Tengah dan Rp5,5 juta dari Pertamina RU IV Cilacap.
(U.KR-SMT/Z002/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010