Jakarta (ANTARA) - Startup lokal Kreasi Layanan Medis mengembangkan aplikasi bernama KLINIS yang dapat digunakan oleh masyarakat agar semakin mudah dalam mendapatkan layanan kesehatan termasuk menyelesaikan beberapa permasalahan yang sering dihadapi para pengguna BPJS Kesehatan.

Founder & CEO KLINIS, Karim Taslim, dalam keterangannya, Minggu, mengatakan ia dan rekannya bernama dr. Iwan Budhiharto tergerak untuk membangun dan mengembangkan sebuah aplikasi berbasis mobile (mobile apps), untuk membantu kelas menengah dan menengah ke bawah agar bisa mendapatkan layanan-layanan kesehatan yang layak dan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan.

“Kami bermitra dengan para FKTP baik klinik ataupun Puskesmas untuk memberikan layanan-layanan kesehatan kepada para penggunanya. Layanan kesehatan yang disediakan, semuanya berbasis faskrs, dan dilakukan oleh para tenaga medis yang terdaftar secara resmi di FKTP,” kata Karim.

Baca juga: Kadin dukung perusahaan tech startup masuk bursa

Hal itulah yang ia tegaskan menjadi salah satu faktor pembeda dengan startup lain yang sudah ada sebelumnya.

Terlebih sejak pandemi, ketika Pemerintah memberikan diskresi dan mengizinkan praktik telemedicine untuk diterapkan maka hal ini mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang khawatir untuk mendatangi faskes.

Melalui aplikasi KLINIS, para pengguna bisa memanfaatkan layanan telemedicine atau konsultasi daring dengan dokter FKTP, baik melalui chat ataupun melalui video call.

Kemudian melakukan reservasi faskes, jika dari hasil konsultasi, dokter kemudian menyarankan untuk pemeriksaan fisik lanjutan, maka pasien bisa langsung melakukan reservasi dan mengambil nomor antrian secara online untuk bertemu dengan dokter di faskes tempat dokter tersebut praktik.

“Hasil diagnosis awal akan menjadi medical record yang bisa langsung ditindaklanjuti,” katanya.

Baca juga: Kominfo: Startup berkontribusi terhadap ekonomi digital

Pengguna aplikasi juga bisa lebih mudah mengakses home medicare, yaitu layanan-layanan kesehatan tertentu yang bisa dipesan dan dilakukan di rumah atau lokasi pasien.

Lalu evakuasi medis (pemesanan ambulans), emergency medis dimana fitur ini akan menghubungkan langsung pasien dengan dokter jaga di faskes atau rumah sakit terdekat, agar bisa mendapatkan panduan dan arahan pertolongan pertama untuk situasi-situasi gawat darurat yang dihadapi pasien.

Ada pula kemudahan pemesanan dan pengantaran obat dan alat kesehatan, pemesanan catering sehat, edukasi dan training yang berhubungan dengan kesehatan, serta cek hoaks (hoaks kesehatan).

Karim mengatakan saat ini KLINIS sudah tersedia dalam versi Beta di Google Play Store, dan sudah mulai dapat digunakan di wilayah DIY dan Jateng sejak pertengahan Maret 2021.

Total Faskes yang bergabung sudah ada 30-an, terdiri dari klinik ataupun praktik dokter mandiri yang tersebar di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Aplikasi tersebut juga sudah mendapatkan pendanaan “seed funding” dari investor dalam negeri. “Dan saat ini para founder KLINIS sedang mengikuti Program Pelatihan di Founder Institute yang merupakan akselerator startup terbesar di Silicon Valley, yang di tahun 2021 ini membuka program pelatihan secara virtual,” katanya.

Ia berharap aplikasi KLINIS bisa semakin berkembang dan mewarnai dunia usaha rintisan di tanah air serta mendapatkan aliran modal investasi dari luar, dengan tujuan akhir untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Kami juga selalu berkeyakinan dan berprinsip bahwa hidup sehat adalah hak setiap orang,” katanya.



 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021