Jakarta (ANTARA) - Kabar duka menyelimuti Indonesia yang bertepatan dengan perayaan Minggu Palma, yakni terjadi ledakan yang diduga bom di Makassar, Sulawesi Selatan.

Ledakan yang diduga bom terjadi di sekitar Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Minggu, sekitar Pukul 10.30 WITA.

Ledakan yang berada di sekitar Polsek Ujung Pandang dan Polrestabes Makassar serta Kantor Balaikota Makassar itu langsung membuat heboh, kemudian pihak kepolisian langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk mengamankan lokasi.

Kabar ini pun mengagetkan berbagai pihak termasuk para publik figur mulai dari Gading Marten hingga Ernest Prakasa.

Baca juga: PGI imbau umat tenang menyusul ledakan di depan Katedral Makassar

Dalam laman Instagram Story-nya, Gading mengunggah berita tentang ledakan Makassar disalah satu situs online. Dalam foto tersebut, dia pun mengungkap rasa sedihnya.

"Sad Sunday," tulis Gading dikutip pada Minggu.

Sementara itu, komedian tunggal dan sutradara Ernest Prakasa juga mengungkap rasa dukanya melalui laman Twitter. Dia berharap tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini.

"Bom bunuh diri meledak di depan Katedral Makassar. Semoga tidak ada korban jiwa selain pelaku," ujar Ernest.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun mengungkap hal serupa. Melalui laman Instagramnya, dia mengutuk keras perbuatan pelaku bom bunuh diri.

"Mengutuk keras kejadian pemboman di Gereja Katedral Makassar. Semoga tidak ada jemaat gereja yang menjadi korban jiwa dari aksi teror ini. Semoga kepolisian segera mengungkap kasusnya dengan tuntas," kata Ridwan.

"Kita lahir dari keberagaman, sampai kapan pun kita akan tetap beragam. Lawan semua upaya yang ingin memecah belah kerukunan kita. Semoga kita selalu membela Pancasila yang menjadi dasar hidup harmoni dalam keberagaman," imbuhnya.

Baca juga: Polri siapkan operasi pengamanan yang ditingkatkan pascaledakan

Baca juga: Korban bom Katedral Makassar bertambah menjadi 14 orang

Baca juga: Polri sebut korban luka ledakan Makassar ada 14 orang



 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021