Jakarta (ANTARA) - Minggu pagi sekitar pukul 10.30 WITA, aksi bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Lokasi ledakan yang berada di sekitar Polsek Ujung Pandang dan Polrestabes Makassar serta Kantor Balaikota Makassar itu langsung membuat heboh dan aparat kepolisian langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk mengamankan lokasi.

Kejadian tersebut di sela pelaksanaan ibadah Misa Minggu Palma. Polisi menyebut ada dua terduga pelaku. Satu pelaku dapat dikenali meski sebagian tubuhnya terurai, dan satu lainnya kondisi tubuhnya hancur.

Namun, sebelumnya aksi pelaku bisa dicegah pihak keamanan tidak sampai masuk ke dalam gereja setempat, namun sejumlah petugas pengamanan gereja mengalami luka-luka. Data pihak kepolisian, tercatat sebanyak 20 orang menjadi korban dan telah mendapat perawatan medis. Sedangkan diduga pelaku bom bunuh diri yang menggunakan sepeda motor dinyatakan tewas.

Seluruh korban sudah dievakuasi ke tiga rumah sakit masing-masing RS Bhayangkara, RS Stella Maris, dan RS Pelamonia.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Merdisyam menyatakan ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar itu punya daya ledak tinggi atau "high explosive".

"Berdasarkan analisa tim, itu masuk dalam kategori high explosive. Yang merakit ini sangat paham dalam hal kerja-kerja peledakan," ujar Irjen Pol Merdisyam di Makassar, Ahad.

Pasca ledakan tersebut, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) akan lebih meningkatkan pengamanan sejumlah tempat ibadah.
Selain itu, Polda Sulsel juga langsung memperketat pengamanan dengan melakukan patroli ke sejumlah objek vital hingga menempatkan anggota di wilayah perbatasan.

Kopolri Jenderal Pol Listyo Sigit Praboowo menegaskan pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mendalami pelaku dari aksi teror tersebut. Korps Bhayangkara menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) usai aksi tersebut.

Sigit menyebut pihak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri sejauh ini akan terus melakukan penindakan terhadap kelompok teroris. Hal itu merupakan komitmen dari Korps Bhayangkara untuk memberangus jaringan-jaringan tersebut.

Polri juga menyebut akan ada operasi rutin yang ditingkatkan pasca ledakan di Makassar untuk mengamankan tempat ibadah umat Nasrani yang tengah bersiap memperingati wafat Isa Al Masih.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan Pemerintah akan memburu jaringan teror yang menaungi pelaku bom bunuh diri tersebut.

Mahfud mengajak masyarakat untuk berperan aktif memberi informasi kepada kepolisian atau aparat penegak hukum terkait aksi teror di Gereja Katedral Makassar itu.

Baca juga: Presiden Jokowi mengutuk aksi terorisme di Gereja Katedral Makassar

Mengecam
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk peristiwa pengeboman tersebut.

"Terkait dengan kejadian aksi terorisme di pintu masuk Gereja Katedral Makassar hari ini, saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut," kata Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu.

Presiden sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya

Menurut Presiden Jokowi, terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun.

Presiden mengatakan semua ajaran agama menolak terorisme apa pun alasannya. Seluruh aparat negara tak akan membiarkan tindakan terorisme semacam ini.

Ia juga meminta masyarakat agar tetap tenang menjalankan ibadah karena negara menjamin keamanan umat beragama untuk beribadah tanpa rasa takut.

Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaeman mengemukakan peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Makassar telah menciderai toleransi di Sulawesi Selatan.

Atas nama Pemerintah Provinsi Sulsel, Andi Sudirman mengecam tindakan seperti ini dan mendukung pihak aparat keamanan untuk terus menelusuri dalang dan pelaku bom bunuh diri.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani mengajak masyarakat tidak terprovokasi oleh aksi teror bom bunuh diri di Makassar. Puan pun mengutuk keras aksi teror bom tersebut.

Selanjutnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengutuk keras segala aksi teror tersebut. Yaqut mengatakan aksi itu sebagai tindakan keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran serta nilai-nilai agama.

Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah juga sama-sama mengutuk peristiwa ledakan tersebut.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Robikin Emhas menyatakan kekerasan dan teror bukanlah ajaran agama. Agama mana pun tidak pernah membenarkan hal tersebut.

Sedangkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta pihak Kepolisian mengusut tuntas siapa dan apa motif peledakan bom tersebut. Bila perlu investigasi jaringan dan aktor di balik teror yang anarkis tersebut.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas meminta agar peristiwa ledakan tersebut tidak dikaitkan dengan agama ataupun suku tertentu.

Menurut dia, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kekerasan, apalagi terorisme. Sejatinya, semua agama mengajarkan kasih sayang dan kemanusiaan kepada sesama.

Sementara, Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (HAK-KWI) mengimbau umat Katolik tidak terprovokasi dan tetap tenang.

HAK-KWI turut prihatin dan duka cinta mendalam atas peristiwa yang menciderai rasa kemanusiaan seluruh bangsa yang telah mengakibatkan adanya korban luka-luka.

Senada, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny mengatakan umat Katolik tidak akan terprovokasi oleh serangan teror bom bunuh diri.

Romo Benny mengatakan bahwa teror bom yang terjadi sebelumnya di sejumlah gereja Katolik hanyalah rangkaian aksi kejahatan yang mengatasnamakan agama sehingga umat tidak akan terpengaruh.

Baca juga: LPSK minta RS berikan layanan terbaik bagi korban ledakan di Makassar

Penanganan korban
Presiden Jokowi mendoakan agar seluruh korban yang mengalami luka karena aksi terorisme, segera diberikan kesembuhan. Pemerintah, kata Presiden, akan menjamin seluruh biaya pengobatan dan perawatan para korban.

Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo mengimbau semua rumah sakit yang menangani para korban ledakan Gereja Katedral dapat memberikan tindakan medis yang diperlukan.

Ia mengatakan korban ledakan tersebut merupakan tanggung jawab negara. Salah satu bentuk tanggung jawab itu adalah pemberian bantuan medis.

Hasto menjelaskan pemberian bantuan medis bagi para korban diberikan sesaat setelah terjadinya tindak pidana terorisme.

Hal itu diatur Pasal 35E (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang.

Pada Pasal 35E (1) disebutkan secara jelas pemberian bantuan medis dilaksanakan lembaga yang menyelenggarakan urusan di bidang pelindungan saksi dan korban korban serta dapat bekerja sama dengan instansi/lembaga terkait.

"LPSK meminta semua rumah sakit yang menangani para korban dapat memberikan pelayanan terbaiknya. Semua pembiayaan akan ditanggung LPSK sebagaimana amanat undang-undang," kata Hasto.

Tidak sebar foto
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Jhonny G. Plate mengajak masyarkat untuk tak memberi kesempatan lewat penyebaran konten teror di ruang digital terkait aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.

Ia meminta masyarakat tidak menyebarkan baik foto maupun video terkait korban aksi terorisme itu agar tidak menciptakan kepanikan atau pun ketakutan di lingkungan sekitar dan menciptakan ketenangan.

"Saya meminta masyarakat tidak ikut posting atau menyebarluaskan konten foto, gambar, atau video korban aksi terorisme di media apapun. Dengan menyebarkan itu akan memberikan peluang bagi pelaku teror untuk mencapai tujuannya yakni menyebarkan ketakutan di kalangan masyarakat," tegas Jhonny dalam keterangan persnya, Minggu.

Jhonny pun mengajak masyarakat melakukan pengaduan jika menemukan konten yang menyiarkan aksi teror tersebut.

Baca juga: GMIT imbau warga NTT tak ikut sebarkan foto-video bom di Makassar

Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021