Jakarta (ANTARA) - Tim sepak bola Jerman muncul dengan pesan samar dalam protes terbaru mereka yang ditujukan kepada tuan rumah Piala Dunia 2022 Qatar.

Jerman bergabung dengan Denmark, Norwegia dan Belanda dalam gerakan yang berkembang untuk mendukung pekerja yang terlibat dalam pembangunan tempat Piala Dunia di negara Timur Tengah tersebut.

Sebelum kemenangan 1-0 mereka atas Rumania di Bucharest pada Minggu (28/3), timnas Jerman secara singkat membalikkan baju mereka sebelum kick-off dengan nomor menghadap ke depan.

Gerakan halus itu dimaksudkan untuk menarik perhatian pada 30 poin deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Akun Instagram timnas sepak bola Jerman mengunggah foto tim dengan menuliskan "Kami 30!" di kolom keterangan gambar.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Die Mannschaft (@dfb_team)


"Kami semua mendukung permainan yang adil, tidak hanya di lapangan, tetapi juga di luar lapangan," kata kapten timnas Jerman Manuel Neuer dikutip dari AFP, Senin.

"Kami mendukung 30 pasal hak asasi manusia ini, untuk keberagaman dan menentang diskriminasi. Itulah yang ingin kami tunjukkan."

"Ide itu datang lagi dari tim, seperti yang terjadi sebelum pertandingan melawan Islandia," tambah Neuer.

Pada Kamis (25/3), tim Jerman mengenakan kaus bertuliskan "Human Rights" sebelum menang 3-0 atas Islandia di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022.

Baca juga: Italia menang meyakinkan di Bulgaria, Swiss atasi Lithuania 

Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) mendukung protes tim nasional tersebut. 

"Setiap tanda kuat dan efektif," kata Presiden DFB Fritz Keller dalam sebuah pernyataan dalam laman resmi mereka.

"Tapi tentu saja kami harus, dan akan terus bersuara. Kami bermain untuk orang dan bukan untuk pemerintah."

Namun, Keller menyiratkan timnas Jerman melarang boikot putaran final Piala Dunia 2022.

"Kami berhubungan dengan ahli dari organisasi non-pemerintah." 

"Amnesty International menyarankan agar tidak memboikot dan lebih menuntut dialog dengan mereka yang terlibat, memberikan sinyal yang jelas -- seperti yang dilakukan tim nasional, dengan mengenakan kaus bertuliskan "Hak Asasi Manusia," tambah Keller. 

Baca juga: Gol semata wayang Serge Gnabry menangkan Jerman di Rumania 

Sementara itu, gelandang Jerman Joshua Kimmich menilai pembicaraan tentang boikot itu sudah "terlambat 10 tahun".

"Kami seharusnya memikirkannya saat itu," ujar Kimmich, merujuk pada final Piala Dunia yang dianugerahkan kepada Qatar pada 2010.

Di tempat lain, para pemain Denmark mengenakan kaos bertuliskan "Football support CHANGE" sebelum pertandingan kualifikasi melawan Moldova pada Minggu (29/3).

Norwegia juga mengenakan kaus bertuliskan "Hak Asasi Manusia, di dalam dan di luar lapangan" sebelum pertandingan terakhir melawan Gibraltar dan Turki.

Timnas Belanda pun mengenakan kaus bertuliskan "Sepak bola mendukung PERUBAHAN" sebelum menang 1-0 atas Latvia di Amsterdam pada Sabtu (27/3). 

Baca juga: Spanyol taklukkan Georgia berkat gol menit terakhir 
Baca juga: Inggris raih tiga poin setelah tekuk Albania 2-0 
Baca juga: Denmark pesta delapan gol tanpa balas kontra Moldova 

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021