Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B Harmadi mengemukakan buku kedua Pedoman Perubahan Perilaku lebih mudah dipahami, sebab didominasi penyampaian informasi seputar pandemi lewat ilustrasi.

"Buku pedoman perubahan perilaku yang sebelumnya kita luncurkan, belum menjelaskan 3T (tracing, testing, treatment) dan vaksinasi. Untuk itu Satgas menyusun buku pedoman ini agar bisa dibaca seluruh masyarakat serta mudah dipahami dengan berbagai ilustrasi," katanya dalam acara diskusi bertajuk "Pengendalian COVID-19 dengan 3M, 3T dan Vaksinasi" yang disiarkan langsung secara daring, Senin.

Baca juga: Satgas luncurkan buku pedoman perubahan perilaku tingkatkan disiplin

Baca juga: Satgas: Rencana pemotongan insentif tenaga kesehatan masih dibahas
Buku yang disusun oleh berbagai pakar ilmu kesehatan itu juga akan diterjemahkan ke dalam 107 bahasa daerah seperti buku pendahulunya agar lebih mudah dimengerti.

Sonny mengatakan buku kedua itu diluncurkan Senin siang, untuk menyamakan persepsi masyarakat tentang pentingnya kesinambungan dalam program 3M, 3T dan vaksinasi sebagai upaya mencapai kekebalan komunal.

Secara umum, buku kedua tersebut menjelaskan berbagai hal terkait COVID-19. "Bagaimana penyakit ini ditularkan lewat aerosol, maupun droplet yang ukurannya sangat kecil. Bagaimana virus ini bermutasi dan adaptasi dan lain sebagainya," katanya.

Sonny mengatakan pengalaman selama satu tahun lebih telah memberikan pelajaran bahwa tidak ada satu pun intervensi tunggal yang mampu menyelesaikan pandemi COVID-19.

Karena itu, dibutuhkan peran seluruh komponen bangsa Indonesia dalam menerapkan protokol kesehatan dan memperkuat 3T, 3M maupun kepesertaan vaksinasi. "3M, 3T dan vaksinasi ini tidak boleh terpisah," katanya.

Buku yang bisa diunduh secara gratis melalui akun Instagram @satgasperubahamorilaku maupun lewat website Satgas COVID-19 diharapkan bisa menyamakan persepsi pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam penanggulangan pandemi.

"Kalau gak kompak, pemda dan pemerintah pusat tidak sama, maka sulit. Kalau tidak disiplin akan buat kinerja kita buruk serta harus konsisten akhiri pandemi secepatnya," katanya.

Baca juga: Menkes: Vaksinasi di pusat belanja dorong pergerakan ekonomi

Peluncuran buku kedua itu dilakukan secara simbolis lewat penyerahan buku kepada Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah. "Saya segera meneruskan buku ini ke sekolah-sekolah, sebab lewat edukasi pendidikan di sekolah, bisa lebih cepat tersampaikan informasinya," kata Arief Rachadiono.

Arief mengatakan buku pedoman tersebut penting disebarluaskan kepada masyarakat Kota Tangerang mengingat pandemi COVID-19 masih melanda kawasan itu.

"Sekarang sudah 154.466 tes COVID-19 yang dilakukan ke masyarakat. Paling banyak klaster rumah tangga, 37 persen, 25 persen klaster perkantoran. Mudah-mudahan masyarakat bisa terus tetap disiplin terhadap protokol kesehatan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021