Padang (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat menilai perlu dilakukan transformasi struktural untuk membangkitkan kembali ekonomi di provinsi itu yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.

"Perlambatan ekonomi yang terjadi di Sumbar harus disikapi dengan bijak oleh pemangku kepentingan dengan mengembangkan sumber perekonomian baru ke depan, salah satu yang paling potensial adalah sektor pariwisata," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu pada webinar bertemakan Membangkitkan Optimisme Pariwisata Untuk Pemulihan Ekonomi Sumbar.

Menurut dia sektor pariwisata paling potensial dikembangkan diperkuat oleh budaya Minang yang khas dan keindahan alam Sumbar serta nilai sejarah yang kuat sebagai modal utama mengembangkan sektor ini.

"Apalagi saat ini pangsa lapangan usaha pertanian terus tertekan akibat ketidakpastian global yang berujung pada tekanan harga minyak kelapa sawit dan karet," kata dia.

Selain itu ia melihat saat ini tengah terjadi deindustrialisasi di Sumbar karena industri pengolahan terus turun dari tahun ke tahun serta adanya persoalan klasik tanah ulayat yang masih menjadi kendala investasi.

Ia menyarankan langkah strategis yang bisa dilakukan dalam mengembangkan sektor pariwisata dimulai dengan pengembangan kawasan ekonomi khusus Mandeh dan Mentawai.

Kemudian akselerasi pembangunan jalan tol trans Sumatera ruas Padang-Pekanbaru sehingga akses kedua provinsi lebih lancar dan cepat, kata dia.

Lalu perlu dilakukan pengembangan infrastruktur pariwisata seperti geopark Ranah Minang, Waterfront City Sawahlunto dan pengembangan pariwisata halal.

Berdasarkan data yang dihimpun pada triwulan IV 2020 perekonomian Sumbar terkontraksi minus 2,23 persen atau lebih rendah dibandingkan angka nasional yang mencapai minus 2,19 persen.

Akan tetapi ekonomi Sumbar pada triwulan IV tersebut sudah mulai membaik dibandingkan triwulan III karena program pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 sudah mulai berjalan, kata dia.

Ia melihat berbagai bantuan sosial yang diberikan serta perbaikan harga komoditas unggulan Sumbar mendorong perbaikan aktivitas ekonomi triwulan IV.

Sepanjang 2020 ekonomi Sumbar hanya tumbuh minus 1,60 persen atau anjlok dibandingkan 2019 yang mencapai 5,01 persen.


 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021