Putussibau, Kalbar (ANTARA) -
Anggota Komite III DPD RI Erlinawati meminta agar Kementerian Agama segera menjadikan Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin (IAIS) Sambas Provinsi Kalimantan  Barat  menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
 
"Sudah hampir tujuh tahun pihak IAIS Sambas memperjuangkan penegeriannya dan berbagai ikhtiar sudah dilakukan, namun harapan itu tak kunjung terwujud. Jadi kami minta Pak Menteri Agama mewujudkan impian tersebut," kata Erlinawati menghubungi ANTARA di Putussibau  Ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa.

Baca juga: Rektor IAIN: Dosen non-PNS meneliti-menulis karya ilmiah
 
Erlinawati menyebutkab usulan IAIS menjadi IAIN itu disampaikan ketika Rapat kerja Komite III bersama Kementerian Agama pada Senin (29/3) kemarin.
 
Ia mengatakan ada beberapa alasan IAIS harus diwujudkan menjadi negeri, karena IAIN hanya ada satu di Kalbar dan itu terletak di Pontianak Ibu kota Provinsi Kalbar dengan jarak tempuh dari Sambas ke Pontianak mencapai 230 kilometer atau 5-6 jam perjalanan darat, sedangkan ke Sarawak (Malaysia) lebih dekat, hanya 2-3 jam.

Baca juga: Forum dosen PMII gagas muktamar pemikiran bahas bonus demografi 2045
 
"Kami yakin dan percaya di bawah pimpinan Bapak Menteri dan Bapak Wakil Menteri yang baru dapat mewujudkan harapan masyarakat kami diujung negeri (berbatasan dengan Malaysia) di Sambas," ucap Erlinawati senator asal Kalimantan Barat itu.
 
Menurut Erlinawati, keinginan masyarakat Kalbar, khususnya Sambas untuk melanjutkan kuliah itu sangat tinggi, jika IAIS menjadi negeri tidak hanya masyarakat Sambas yang akan kuliah di IAIN.

Baca juga: IAIN Palu diminta berkontribusi bangun peradaban Melayu

Dapat dipastikan mahasiswa dari luar Kalbar dan Malaysia tertarik untuk kuliah di Sambas, mengingat hubungan historis, sosial, budaya dan ekonomi antara masyarakat Sambas dan Sarawak (Malaysia) sangat dekat.
 
Apalagi kata Erlinawati, Kabupaten Sambas adalah tempat lahirnya tokoh dan ulama besar nasional dan dunia yaitu Syekh Ahmad Khatib Assyambasy dan Muhammad Basiuni Imran.
 
"Jika IAIS di menjadi negeri kita percaya, tidak hanya melahirkan generasi cerdas intelektual tetapi akan banyak tokoh dan ulama besar yang akan lahir," kata Erlinawati yang akrab disapa Cuna.
 

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021