tetap dijalankan dan tidak ditemukan adanya kejadian ikutan pascaimunsiasi yang berat
Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan sampai saat ini belum ada laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berat usai penyuntikan vaksin AstraZeneca.

Nadia dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Selasa, mengatakan bahwa AstraZeneca telah didistribusikan ke tujuh provinsi dengan yang pengiriman terbesar adalah untuk Jawa Timur dan Bali.

Baca juga: Keputusan Bathsul Masail NU soal AstraZeneca: Suci dan boleh digunakan

"Di mana sampai saat ini pemberian vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca masih tetap berlangsung dan tetap dijalankan dan tidak ditemukan adanya kejadian ikutan pascaimunsiasi yang berat pascapenyuntikan AstraZeneca," kata Nadia.

Dia menjelaskan dari laporan hasil uji klinis memang menyebutkan bahwa demam di atas 36 derajat Celcius, bengkak dan rasa sakit di tempat suntikan adalah beberapa gejala yang dialami sekitar satu sampai 10 persen penerima vaksin.

Namun, dia menegaskan hal itu tidak mengurangi manfaat dari vaksin AstraZeneca dan bahwa vaksin tersebut memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan risikonya.

Baca juga: Komnas KIPI rekomendasikan penyuntikan AstraZeneca Sulut dilanjutkan

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 dengan AstraZeneca di Sulut dihentikan sementara


Perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes itu menjelaskan bahwa saat ini banyak negara yang sedang memperebutkan kuota vaksin COVID-19.

Dia menyebut masih ada sekitar 130 negara yang masih belum bisa menyediakan vaksin COVID-19 untuk warganya.

"Sehingga kita harusnya tetap terus menyelenggarakan pelaksanaan vaksinasi ini karena kita tahu vaksin ini akan memberikan manfaat untuk kita bersama, untuk kita keluar dari pandemi COVID-19," kata Nadia.

Baca juga: Provinsi Jambi terima distribusi 250 vial vaksin AstraZeneca

Baca juga: Tetap waspada mutasi virus penyebab COVID-19

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021