tidak hanya yang fisik-fisik saja, peningkatan ekonomi bisa dilakukan kalau SDM-nya berkualitas
Jakarta (ANTARA) - Pemerhati pendidikan dan sosial Sitta Rosdaniah menilai bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan kunci untuk menggerakkan roda perekonomian.

"Pendidikan dan kesehatan adalah kunci dalam menggerakkan ekonomi. Pengungkit perekonomian tidak hanya yang fisik-fisik saja, peningkatan ekonomi bisa dilakukan kalau SDM-nya berkualitas," ujar Sitta dalam seminar bertema "Outlook 2021: Menuju Indonesia Maju" di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang akhirnya dapat mengungkit ekonomi.

Baca juga: Kemendikbud: SDM masih jadi masalah pendidikan vokasi

Ia mengatakan pemerintah negara republik Indonesia sangat komitmen dalam pemulihan ekonomi nasional, salah satunya dapat dilihat dari alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan yang cukup besar.

Dari alokasi APBN 2021 sebesar Rp2.750 triliun ini, bidang pendidikan mendapatkan alokasi sebesar Rp550 triliun. Sementara itu dalam anggaran PEN, bidang kesehatan memiliki alokasi anggaran Rp176,3 triliun.

"Kita lihat anggarannya, luar biasa besar untuk pendidikan dan kesehatan," ucapnya.

Baca juga: Bangkitkan ekonomi pascapandemi, Kadin dukung program vokasi

Ia optimistis ekonomi Indonesia akan kembali tumbuh positif seperti yang telah diprediksi, baik dari pemerintah, bank dunia, maupun Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

"Tahun 2021 ini, Menkeu memprediksi ekonomi sebesar 4,3 - 5,5 persen. Sementara Bank dunia memprediksi 4,4 persen, dan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) sebesar 4,9 persen," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan anggaran pendidikan tetap menjadi prioritas pemerintah yaitu dengan mengalokasikan 20 persen dari APBN meskipun ekonomi sedang tertekan akibat pandemi COVID-19.

Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran pendidikan tetap prioritas, meski ada pandemi

“Anggaran pendidikan harus 20 persen dari APBN, no matter what. Artinya mau kondisi APBN lagi kempes, lagi besar, ekonomi menghadapi COVID-19 itu tidak boleh dikompromikan,” katanya.

Sri Mulyani mengatakan komitmen pemerintah tersebut sejalan dengan keinginan Indonesia untuk dapat memperbaiki kualitas SDM agar dapat bersaing seperti negara lain.

Sri Mulyani menuturkan peningkatan kualitas SDM akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan karena terbentuknya karakter yang inovatif, kreatif, hingga kompetitif dalam melihat suatu perubahan.

Baca juga: Menko PMK: Siswa mendapatkan layanan optimal melalui PTM
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021