Jakarta (ANTARA) - Bahana Artha Ventura (BAV) bersama dengan sejumlah BUMN bersinergi meningkatkan kemampuan pelaku UMKM dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 melalui optimalisasi program kemitraan (PK) agar lebih tangguh dan mandiri.

“Upaya untuk menumbuhkembangkan UMKM Indonesia harus terus dilakukan, karena merupakan salah satu tulang punggung perekonomian dan memiliki peran sangat strategis bagi Indonesia,” kata Direktur Utama BAV, Agus Wicaksono, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, saat ini BAV yang merupakan anak perusahaan Indonesia Financial Group (IFG) sebagai Holding Perasuransian dan Penjaminan telah dipercaya oleh sedikitnya 19 perusahaan BUMN untuk mengelola dana PK sehingga bisa menyediakan akses permodalan UMKM bagi mitra binaannya.

Dalam sebuah webinar nasional “UMKM Hebat, Indonesia Kuat”, Agus mengatakan bahwa PK BUMN bukan hal baru bagi BAV dan jaringan PMVD (Perusahaan Modal Ventura Daerah) karena sudah dijalankan sejak 2008 dan terus berkembang sampai saat ini.

Penyaluran kredit PK tersebut dilakukan ke berbagai sektor mulai dari pertanian, peternakan, perdagangan, perkebunan, hingga sektor jasa.

“BAV telah melakukan investasi dengan total nilai sebesar Rp 13,2 triliun secara akumulasi, kepada 67.675 pelaku usaha dan telah menyerap sebanyak 2,1 juta tenaga kerja. Selain itu BAV juga dipercaya untuk menyalurkan dana Program Kemitraan yang bersinergi dengan BUMN,” ujarnya.

Hingga periode 2020, penyaluran PK BAV mencapai Rp760 miliar dan mitra binaan yang menerima Program Kemitraan mencapai 4.948 mitra binaan, dengan tingkat pengembalian lancar atau rasio kredit bermasalah (NPL) 0 persen.

Pada tahun 2021, penyaluran PK BAV diproyeksikan bertambah sebesar Rp 200 miliar, sehingga diharapkan total penyaluran PK BUMN akan menjadi Rp 1 triliun.

Koordinator Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN Madya Kementerian BUMN, Teddy Purnama mengatakan BAV memiliki kapasitas dan pengalaman untuk menyalurkan dana program kemitraan ini.

Jenama

Pada webinar “UMKM Hebat, Indonesia Kuat”, itu BAV juga menampilkan pembicara dari praktisi jenama (brand) hingga pelaku UMKM yang menyampaikan kisa sukses melewati masa pandemi.

Founder Indonesia Bisa Bikin Brand, Subiakto Priosoedarsono, yang kerap disebut sebagai bapak branding Indonesia mengatakan perusahaan perlu merawat persepsi atau emosi pelanggan yang merefleksikan bahwa mereka berhubungan dengan pemilik produk dan atau jasa.

”Sebuah brand kalau sudah jadi, bukan anda (pelaku UMKM) yang takut kehilangan tapi pelanggan yang takut kehilangan brand anda,” usar Subiakto.

Sehingga, seseorang membeli itu karena percaya. ”Ketika kita minta orang membeli karena percaya terhadap produknya maka bangun lah product brand. Kalau percaya sama orangnya, maka bangun lah personal brand”, ujar Subiakto.

Menurut dia, membangun brand terdiri atas tiga tahap. Pertama, melakukan promosi. Kedua memastikan pembeli tahu kalau beli akan dapat apa dan ketiga, branding-nya adalah pembeli itu jadi siapa ketika membeli produk.

”Produk itu bukan sekadar produk tetapi lebih dari sekadar produk, sebab brand itu menciptakan sustainabilitas (keberlangsungan jangka panjang) dan brand adalah jaminan pendapatan di masa mendatang (future income)”

Webinar ini juga menghadirkan tiga pelaku UMKM sebagai narasumber yaitu Lisa Yumi (Founder Prabu Footwear), Asep Mulyadi (Direktur Utama Ethica), dan Cucu Purhiyat (Owner Rumah Tempe Azaki Bogor).

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021