Jakarta (ANTARA News) - Ellyana Fitri (10) korban dugaan malpraktik, ditemani kedua orang tuanya Ide Syamsudin (39) dan Sulastri (37), mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan berharap kasus itu diusut tuntas.

Mereka diterima Ketua KPAI Hadi Supeno di Jakarta, Kamis.

Kedatangan mereka bertujuan untuk mencari keadilan terkait dugaan malpraktik yang menimpa siswa kelas lima sekolah dasar 004 Candirejo, Air MoleK, Indragiri Hulu, Riau.

Mereka mendatangi KPAI karena kasus itu belum juga diselesaikan, baik oleh pihak rumah sakit, Ikatan Dokter Indonesia maupun polisi.

Pada 29 Juli 2008. dr Irwanto Bahar, S.pB melakukan operasi di RSUD Indra Sari Indragiri Hulu, Riau karena dokter mendiagnosis Ellyana mengalami usus buntu.

Padahal orang tua korban mengaku tidak pernah dimintai persetujuan tertulis maupun lisan terkait operasi kepada anaknya tersebut.

Pada 4 Agustus 2009, keluarga kembali membawa Ellyana ke RS Indra Sari karena kondisinya semakin memprihatinkan, sulit buang air besar, tidak bisa buang angin dan terus- menerus sakit.

Berdasarkan saran dr Irwanto Bahar, Ellyanaa masuk ruang ICU dan dinyatakan hasil operasinya bagus, tidak ada kelainan.

Namun pada 11 Agustus 2008 kondisi Ellyana memburuk sehingga keluarga meminta Irwanto Bahar untuk merujuk puteri mereka agar bisa dirawat di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Pada selasa 12 Agustus 2008, dr Dedi dari RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru memeriksa kondisi Ellyana namun berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Karena khawatir dengan kondisi puterinya yang terus memburuk dan melihat pelayanan di RSUD KArifin Ahmad Pekanbaru kurang memuaskan, oang tua korban, memindahkan Ellyana ke rumah sakit swasta terbesar di Pekanbaru, Awal Bros.

Keheranan dokter

Pada 13 Agustus 2008, Ellyana dioperasi di Rumah Sakit Awal Bros oleh dr Zulasdi dan ususnya dipotong sepanjang 22 centimeter karena telah mengalami infeksi.

Belum cukup sampai disitu, pada 11 September 2008 usus Ellyana harus kembali dipotong sepanjang enam centimeter sebagai pembersihan kolostomi di RS Awal Bros hingga akhirnya kondisinya membaik.

"Dokter dari Rumah Sakit Awal Bros mengatakan kondisi Ellyana cukup parah dan infeksinya sudah sangat buruk, dan keheranan mengapa kondisi Ellyana bisa sampai separah ini," kata Ide Syamsudin.

Dari situ orang tua menduga, bahwa dokter yang menangani Ellyana di RS Indra Sari Indragiri Hulu telah melakukan malpraktik terhadap puterinya.

Akhirnya mereka mencoba menelusuri kasus itu dan meminta keadilan namun hingga kini belum ada titik terang.

"Kami sudah menanyakan ke rumah sakit, ke IDI, ke Polda Riau, dan ke beberapa pihak lainnya, namun hingga kini kasus ini masih menggantung," kata Ide.

Kejelasan Kasus

Ia berharap kasus ini cepat tuntas agar bisa diketahui apakah benar ada malpraktik terhadap puterinya.

"Kami ingin kejelasan, karena jika benar ada malpraktik kami mau pelaku diperiksa agar kasus serupa tidak terjadi lagi," katanya.

Kini kondisi Ellyana berangsur membaik, namun sangat lemah dan kerap merasa sakit di bekas jahitan dan perutnya ketika kelelahan.

Hal itu menyebabkan Ellyana terkadang tidak bisa masuk sekolah untuk mengikuti pelajaran karena kondisi kesehatannya yang belum stabil. (*)

W004/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010