Jakarta (ANTARA) - Direktur Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (YAPKEMA) Hanok Herison Pigai mengatakan terdapat potensi luar biasa akan kopi Papua yang diharapkan dapat terus dikembangkan untuk menjadi modal menjaga alam Papua.

"Kopi Robusta dan Arabika dari Papua memiliki cita rasa yang unik. Namun, kopi Papua belum banyak tersebar di Indonesia karena biaya transportasi yang jauh dan mahal membuat harga kopi Papua melambung tinggi," ujar Hanok dalam acara Mari Cerita Papua dan Maluku oleh Yayasan EcoNusa, menurut keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dalam acara yang bertujuan mengenalkan alam, budaya dan cita rasa Papua itu, Henok mengatakan bahwa kopi menjadi salah satu komoditi asal Papua yang digemari publik dan ditanam secara organik.

Baca juga: EcoNusa dan Cornell Lab kampanyekan pelestarian hutan Papua dan Maluku

Komoditas itu menjadi harapan bagi petani di Papua seperti Kabupaten Paniai dan Kepulauan Yapen karena lewat kopi mereka dapat juga merawat alam yang menjadi "ibu" setiap generasi di tanah Papua.

Hanok berharap pemerintah maupun masyarakat Indonesia dapat membantu distribusi dan promosi kopi Papua supaya petani kopi di Papua dapat terus menanam kopi sebagai salah satu sumber penghidupan sekaligus upaya menjaga alam di Papua.

Dalam kesempatan yang sama, Putri Pariwisata Papua 2021 Yokbet Merauje mengatakan bahwa mengenal alam Papua dapat dimulai dengan mengenal orang Papua.

Dari sana dapat menjadi langkah awal mengetahui tentang keindahan Papua yang menyumbang 38 persen hutan primer yang ada di Indonesia.

"Keindahan alam di Papua akan memanjakan mata, menghangatkan hati dan membuat siapapun yang datang jatuh cinta. Dan jauh dan mahalnya perjalanan ke Papua tidak akan sia-sia," ujar Yokbet.

Namun, terdapat ancaman akan eksistensi keindahan alam Papua dengan adanya rencana alih fungsi lahan di daerah itu. Karena itu didorong kesadaran bersama akan pentingnya peran alam di Tanah Papua dan ekosistem di dalamnya sebagai pendukung utama penghidupan masyarakat adat dan penopang iklim dunia.

Baca juga: Berperang dengan sampah plastik di perairan Maluku Tengah
Baca juga: Sensasi lengket di tengah Hutan Sagu Huruwakha
Baca juga: Econusa gunakan jaring bersihkan laut Banda Neira

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021