Sydney (ANTARA) - Pihak berwenang Australia akan mengakhiri penguncian kota terbesar ketiga di negara itu pada Kamis setelah melaporkan hanya satu kasus virus corona baru di negara bagian Queensland, yang mengurangi ketakutan akan wabah yang meluas.

Kepala Pemerintahan Queensland Annastacia Palaszczuk mengatakan penguncian tiga hari di Brisbane akan berakhir pada siang hari waktu setempat (0200 GMT), tetapi penduduk masih akan diminta untuk mengenakan masker di depan umum dan beberapa pembatasan jarak sosial akan tetap diberlakukan.

"Penguncian telah dicabut ... tapi kami belum keluar dari hutan, jadi saya meminta warga Queensland untuk dua minggu ke depan jika kita semua melakukan hal yang benar, kita bisa melalui ini bersama-sama," kata Palaszczuk di sebuah pengarahan yang disiarkan televisi.

Para pejabat telah memberlakukan penguncian mendadak, yang mencakup lebih dari 2 juta orang, pada malam akhir pekan panjang Paskah ketika mereka berjuang untuk menahan dua klaster baru COVID-19 yang sekarang terdiri dari 18 kasus.

Queensland biasanya merupakan tujuan populer bagi wisatawan domestik selama liburan Paskah dan liburan sekolah berikutnya di seluruh negeri.

"Kami mengharapkan Paskah yang sangat baik," kata Palaszczuk, memuji tingkat pengujian yang tinggi selama 24 jam terakhir yang memungkinkan pelonggaran pembatasan.

Dalam ukuran yang lebih luas, pertemuan di rumah-rumah di seluruh negara bagian akan tetap dibatasi pada 30, menari di tempat umum dilarang dan bisnis harus menjaga jarak satu orang per dua meter persegi.

Wabah Queensland telah melanda perbatasan, dengan kasus di negara bagian tetangga New South Wales yang mendorong pembatalan festival musik Bluesfest yang populer di kota wisata pesisir Teluk Byron dan diberlakukannya kembali pembatasan mobilitas di bagian utara negara bagian itu.

Kepala Pemerintahan New South Wales Gladys Berejiklian akan memberikan pemutakhiran tentang kondisi di negaranya pada pukul 0030 GMT. Pejabat negara melaporkan tidak ada kasus baru pada Kamis.

Australia sebagian besar telah membatasi penyebaran virus corona melalui penutupan perbatasan, serangkaian penguncian mendadak, dan sistem pelacakan cepat.

Negara itu telah melaporkan sekitar 22.000 kasus, termasuk 909 kematian, sejak dimulainya pandemi, jauh lebih sedikit daripada kebanyakan negara maju lainnya.

Namun, beberapa ahli kesehatan telah memperingatkan peluncuran vaksin nasional yang lebih lambat dari perkiraan meningkatkan risiko wabah baru. Sekitar 670.000 dosis vaksin telah diberikan hingga akhir Maret, jauh di bawah target awal pemerintah sebesar 4 juta.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021