Srinagar, India (ANTARA News) - Polisi India meningkatkan keamanan di ibu kota Srinagar Kashmir India, Ahad sementara ketegangan meletus untuk hari ketiga atas tewasnya seorang remaja Muslim.

Seorang pemuda berusia 17 tahun tewas di kota Srinagar, Jumat dalam bentrokan antara para pemrotes anti India dan polisi anti huru hara dan ribuan polisi dan pasukan paramiliter menutup daerah-daerah permukiman untuk mecegah unjuk rasa lebih jauh.

Pada hari Sabtu, lebih dari 60 polisi dan pemrotes cedera dalam bentrokan sepanjang hari itu ibu kota Kashmir India musim panas itu walaupun larangan ketat keamanan diberlakukan oleh pihak berwenang untuk memblokir unjuk-unjuk rasa.

"Larangan-larangan itu dilanjutkan dan tidak seorangpun akan diizinkan melakukan unjuk-unjuk rasa," kata Meraj Kakroo, wakil komisioner Srinagar.

Pendududk di kota Srinagar mengatakan kendaraan-kendaraan yang membawa pengeras-pengeras suara mengumumamkan bahwa jam malam yang ketat diberlauan.

"Siapapun yang berusaha ke luar rumah akan dipukul atau ditahan," kata seorang penduduk , Farooq Ahmed kepada AFP melalui telepon.

Polisi membantah memberlakukan jam malam di beberapa daerah. Mereka mengatakan "larangan-larangan ketat terhadap pergerakan sipil " diberlakukan untuk mencegah terjadi aksi kekerasan.

WilAyah itu dilanda pemberotakan 20 tahun terhadap kekuasaan India. Aksi kekerasan itu menewaskan lebih dari 47.000 orang, menurut data resmi.

Ketegangan meningkat di Kashmir setelah polisi lokal menuduh militer membunuh tiga warga sipil April lalu.

Militer pada awalnya mengatakan mereka membunuh tiga gerilyawan bersenjata tetapi kemudian memerintahkan dilakukan penyelidikan dan telah menindak dus perwira.
(H-RN/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010