Jakarta (ANTARA) - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro diyakini dapat menghidupkan kembali budaya gotong-royong masyarakat dalam menanggulangi pandemi COVID-19.

Koordinator Tim Supervisi PPKM Skala Mikro, Koesmedi Priharto mengatakan penanggulangan pandemi dalam PPKM Mikro tidak hanya kewenangan tenaga kesehatan, namun seluruh lapisan masyarakat.

"Makanya ada PPKM Mikro di tingkat desa dan kampung, untuk kota, dengan partisipasi masyarakat guna menghidupkan gotong-royong yang selama ini kita tinggalkan," ujar Koesmedi dalam gelar wicara di Graha BNPB Jakarta, Kamis.

Baca juga: Airlangga: PPKM Mikro dan vaksinasi kunci pengendalian COVID-19

Ketua Subbidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 itu mengatakan dengan adanya PPKM Mikro, dimana pengaturan protokol kesehatan menjadi lebih kecil di tingkat desa dan kelurahan, monitoring oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di daerah menjadi lebih mudah.

Selain itu, program-program pencegahan COVID-19 dapat dipantau dan dikontrol langsung oleh pengurus Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) hingga tingkat Kelurahan.

Misalnya, jika ada sebuah daerah dikatakan dalam zona oranye dan diperlukan untuk karantina wilayah, dapat dilakukan dengan pendekatan khusus pada masyarakat agar wilayah mereka mau dilakukan karantina di tingkat terkecil.

Koesmedi mencontohkan sejumlah inovasi yang dilakukan masyarakat dalam gotong-royong selama PPKM Mikro, yakni menyediakan tempat isolasi mandiri bagi pasien maupun penyediaan dari pemerintah daerah setempat hingga menyediakan lumbung pangan cadangan untuk penanganan COVID-19.

"Ketika ada yang kena, masyarakat membuat dapur umum. Masyarakat yang memasak, karena sudah ada lumbung pangan, yang karantina dikirimi makanan yang telah matang. Dengan menghidupkan gotong royong kita akan tahu cara mengasihi sesama," ujar dia.

Baca juga: Pemerintah perluas lagi PPKM Mikro setelah 5 April 2021

Baca juga: Pemprov Sumut perpanjang PPKM skala mikro

Baca juga: Kemarin PPKM turunkan kasus COVID-19, pemerintah amankan suplai vaksin


Dari sana, lanjutnya, PPKM Mikro yang dilaksanakan di tujuh wilayah Jawa-Bali, telah memperlihatkan bukti dapat menurunkan angka penularan COVID-19, dengan menyesuaikan budaya masyarakat sekitar. Hal itu membuat penerapannya menjadi diperluas.

"Kita belum tahu virus ini sampai kapan hilangnya. Sekarang bagaimana kita hidup dengan COVID-19, kita harus punya budaya atau norma baru untuk menjalankan semua ini, perubahan budaya," ujarnya.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021