Ankara (ANTARA) - Turki melaporkan 180.448 kasus COVID-19 varian Inggris di 81 provinsi, kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca melalui pernyataan pada Rabu (31/3).

Menyusul pertemuan Dewan Penasihat Sains Virus Corona, Menteri Koca mengatakan bahwa varian COVID-19 Inggris menyumbang 75 persen dari semua kasus di Turki.

Menurut pernyataan di Twitter, Koca menuliskan Turki juga menemukan 169 kasus COVID-19 varian Afrika Selatan di 11 provinsi, empat kasus varian Brazil di dua provinsi dan dua kasus COVID-19 California-New York di satu provinsi.

Selain vaksin COVID-19 buatan SinoVac dan BioNTech, menurutnya, Turki memilik sumber pasokan baru untuk mempercepat program vaksinasi.

"Sebagai hasil dari negosiasi dengan berbagai produsen, Turki akan segera dapat membeli vaksin COVID-19 lebih banyak," katanya.

Koca menambahkan bahwa masyarakat dapat memilih vaksin COVID-19 yang mereka inginkan antara SinoVac dan BioNTech.

Sebanyak 39.302 kasus, termasuk 1,401 orang tanpa gejala (OTG), dikonfirmasi di seluruh wilayah Turki dalam 24 jam terakhir.

Secara kumulatif jumlah kasus COVID-19 di Turki mencapai 3,3 juta lebih, dengan 31.537 kematian.

Turki mulai menggelar kampanye vaksinasi COVID-19 pada 14 Januari dan sejak itu telah menyuntikkan 16,03 juta dosis vaksin kepada masyarakat, berdasarkan data resmi.

Sumber: Anadolu

Baca juga: WHO kritik Eropa karena lambat soal vaksinasi COVID

Baca juga: Vaksinasi COVID lamban, Presiden Kazakhstan ancam pecat kabinet

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021