Sanaa (ANTARA News) - Dua tentara Yaman tewas di wilayah bergolak bagian selatan negara itu ketika mencoba menjinakkan bom di bawah mobil seorang perwira tentara, kata laman berita kementerian pertahanan.

Perangkat itu, ditemukan perwira tersebut, meledak dan menewaskan dua ahli bom, yang dipanggil untuk menjinakkannya, kata 26sep.net pada Minggu malam, mengutip sumber setempat.

"Unsur pemberontak" berada di balik serangan itu, kata laman tersebut, kemungkinan merujuk pada gerakan pemisahan diri di selatan itu.

Pasukan keamanan menyelidiki kejadian tersebut, katanya menurut AFP.

Pemboman di propinsi Daleh itu terjadi sehari setelah seorang perwira sandi ditembak mati beberapa orang bersenjata di selatan tersebut, tempat ketegangan pemisahan diri berlangsung tinggi.

Seorang pejabat keamanan pada Minggu menyatakan Jalal Othmani ditembak senapan mesin hingga tewas pada Sabtu malam di Zinjibar, kota utama di propinsi Abyan.

Yaman Selatan merdeka sejak Inggris mundur pada 1967 sampai bersatu dengan bagian utaranya pada 1990. Negeri itu memisahkan diri pada 1994, memicu perang saudara singkat, yang berahir dengan daerah itu dikuasai pasukan utara.

Warga selatan mengeluhkan pembedaan oleh pemerintah Sanaa dalam pembagian sumber daya.

Yaman Selatan merupakan sarang sejumlah unsur pemberontak, yang mengeluhkan pengabaian politik dan ekonomi, yang sebagian besar menyeru penyelesaian secara damai untuk kebuntuan mereka dengan Sanaa.

Kekerasan di Yaman selatan meningkat dalam beberapa waktu belakangan.

Ketegangan meningkat di Yaman selatan setelah seorang penentang tewas ditembak polisi pada 13 Februari. Kejadian itu menyulut kerusuhan, dengan gerilyawan membakar pertokoan milik warga utara dan berusaha menutup jalan utama.

Pihak berwenang melakukan gerakan keamanan dan menangkap sekitar 180 orang di propinsi selatan.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan pemisahan diri, yang dikatakannya sama dengan penghianatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990, namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, menyatakan pihak utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber alam dan mengabaikan mereka.

Negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, kuatir negara itu gagal dan Alqaida memanfaatkan kekacauannya untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara miskin Arab itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran serangan.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap kawasan Al Qaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang Amerika Serikat pada Natal.

AQAP pada ahir Desember 2009 itu menyatakan memberi tersangka warga Nigeria "alat canggih" dan mengatakan kepada orang Amerika Serikat bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Pengulas kuatir Yaman runtuh akibat pemberontakan Syiah di utara, gerakan pembangkangan di selatan dan serangan Alqaida.

Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara penghasil terbesar minyak dunia.

Pada Februari, Sanaa menyepakati gencatan senjata dengan pemberontak Syiah utara, yang mengeluhkan pembedaan oleh pemerintah, untuk mengakhiri putaran terahir pertempuran dalam sengketa sejak 2004.

Kelompok pemberontak Zaidi atau Huthi, nama almarhum pemimpin mereka, itu berpangkalan di daerah pegunungan di perbatasan Arab Saudi, tempat mereka terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Yaman dan Arab Saudi.

(Uu.SYS/B002/H-RN/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010