Jakarta (ANTARA) - Meski upaya Roberto Bautista Agut untuk mencapai final ATP Masters 1000 keduanya digagalkan Jannik Sinner pada laga semifinal, namun ia memuji penampilan lawannya yang baru berusia 19 tahun itu. 

"Dia punya masa depan yang cerah. Dia punya segalanya. Pukulan servisnya keras dan tinggi, melakukan pergerakan dengan baik, serta punya pukulan 'groundstroke' yang sangat bagus. Secara mental, dia juga hebat dan berkembang," tutur Roberto, seperti dikutip dari laporan ATP Tour di laman resminya.

Petenis Spanyol itu kalah dalam tiga set 7-5, 4-6, 4-6 dari Sinner, yang bermain melalui pukulan keras. Namun kunci kekuatan Sinner justru terletak pada kekuatan mentalnya.

Meski sempat tertinggal pada set pembuka, namun Sinner terbukti bisa kembali melawan dengan serangan yang sulit diantisipasi oleh Roberto.

Bahkan lawan Sinner di perempat final, yaitu Alexander Bublik, juga mengakui kualitas kekuatan mentalnya. Setelah bertanding, Bublik melontarkan pertanyaan kepada Sinner, "Apakah kau manusia?" di akhir pertandingan. 

Baca juga: Sinner jadi petenis Italia pertama capai final Miami Open 

Baca juga:
Gagal provokasi di lapangan, Bublik sebut Sinner bak robot 

Sinner telah menunjukkan mentalitas juaranya melawan Roberto, dengan memetik kemenangan pada dua pertandingan terakhir. Pertemuan pertama terjadi dua minggu lalu di Dubai Open.

"Tentu saja dia petenis bagus. Pada kedua pertandingan itu saya merasa bisa, tapi akhirnya tidak. Saya pikir dia memiliki sesuatu yang istimewa di saat-saat sulit. Saya akan mencoba mengalahkannya lain kali," ujar Roberto.

Dalam perjalanan ke babak empat besar di Miami, Roberto mengalahkan unggulan ke-31 Jan-Lennard Struff, juara 2018 John Isner dan unggulan teratas Daniil Medvedev.

Baca juga: Bautista Agut singkirkan Medvedev pada perempat final Miami Open 

Baca juga:
Tsitsipas stres dengan kekalahan di perempat final Miami Open 
 

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021