memprioritaskan anak anak dan usia lanjut
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menyampaikan duka cita mendalam atas musibah banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Lembata, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4) dini hari.

Musibah banjir dan longsor tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 63 orang,

"Turut berduka cita yang mendalam atas bencana yang menimpa saudara saudara kita di Flores Timur (NTT). Semoga keluarga korban yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan, serta ditempatkan di sisi Allah yang paling baik," kata Azis Syamsuddin dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Dia meminta pemerintah pusat melalui kementerian terkait dan Pemerintah Daerah (Pemda) dapat segera mengirimkan bantuan baik logistik dan alat berat untuk mempermudah pencarian korban yang masih belum ditemukan.

Menurut dia, semua pihak harus saling sinergi untuk membantu saudara kita di Flores Timur dalam proses evakuasi pencarian korban, bantuan obat obatan, makanan dan pakaian layak pakai dan posko pengungsian.

Baca juga: Pencarian korban longsor Flores Timur terhambat kesediaan alat berat

Baca juga: Longsor akibatkan sejumlah wilayah di Lembata-NTT terisolasi


"Selain itu dapur umum dengan memprioritaskan anak anak dan usia lanjut agar tidak mudah terserang penyakit," ujarnya.

Azis mendorong agar Basarnas, BNPB, Kemensos, TNI dan Polri untuk dapat mempermudah pengiriman bantuan ke lokasi bencana.

Hal itu menurut dia karena Lembata merupakan sebuah pulau yang cukup jauh untuk ditempuh dari pelabuhan Larantuka dan tidak bisa di tempuh oleh jalur darat.

"Kecamatan Lembata merupakan daerah kepulauan, tentunya akses harus dipermudah dalam mengirimkan bantuan ke lokasi kejadian," katanya.

Politisi Partai Golkar itu menilai jangan sampai masalah transportasi menjadi kendala yang menyebabkan tertundanya bantuan kepada para korban bencana.

Baca juga: Korban meninggal longsor di Flores Timur bertambah jadi 54 orang

Baca juga: Ratusan warga tertimbun akibat banjir-longsor di Flores Timur

 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021