Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kekurangan alat berat untuk membantu pencarian para korban yang hilang dalam bencana banjir lahar hujan di Gunung Ile Lewotolok, Minggu (4/4).

"Banyak bongkahan batu dan kayu gelondongan yang hanyut terbawah banjir menjadi kendala dalam mencari korban yang masih hilang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lembata Siprianus Meru, ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin.

Ia mengatakan, operasi pencarian terhadap para korban yang masih hilang dilakukan secara manual sehingga butuh waktu yang cukup lama karena harus menyusuri daerah aliran banjir hingga ke tepi Pantai Lewoleba.

Baca juga: Banjir rusak jembatan Waimah di Lembata NTT

Menurut Siprianus Meru, masyarakat bersama aparat TNI/Polri dan tim BPBD maupun aparat pemerintah di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lembata terus melakukan pencarian terhadap para korban yang hilang.

Baca juga: 6 warga Lembata ditemukan meninggal akibat banjir bandang

Ia juga mengatakan, kondisi cuaca berupa hujan dan angin kencang yang terjadi di daerah itu menjadi kendala bagi tim pencari untuk melakukan pencarian terhadap para korban yang masih dilaporkan hilang itu.

Baca juga: Korban tewas akibat banjir lahar hujan Gunung Ile Lewotolok bertambah

"Korban yang hilang dalam peristiwa banjir lahar Gunung Ile Lewotolok masih banyak. Kami belum bisa pastikan karena tim kami masih melakukan pendataan di desa-desa yang terdampak bencana alam ini," kata Siprianus Meru.

Dia menambahkan, BPBD akan memberikan data perkembangan penanganan banjir lahar hujan Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata pada sore hari.

Pewarta: Bennidiktus Sridin Sulu Jahang/KR-BDS
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021