US treasury 10 year yield turun ke level 1,7 persen di tengah pasar saham yang mencapai rekor tertinggi didukung oleh data ekonomi yang kuat serta rencana paket infrastruktur.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.

Pada pukul 9.41 WIB, rupiah menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.498 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.515 per dolar AS.

"US treasury 10 year yield turun ke level 1,7 persen di tengah pasar saham yang mencapai rekor tertinggi didukung oleh data ekonomi yang kuat serta rencana paket infrastruktur," tulis Tim Riset Mega Capital Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 25 poin  

Kenaikan bursa saham AS didorong dua data ekonomi yang menunjukkan hasil di atas proyeksi. Rilis data ketenagakerjaan non pertanian atau non-farm payroll mencapai 916 ribu, di atas konsensus 675 ribu.

Sementara itu, rilis data ISM Non-Manufacturing PMI AS pada Maret menunjukkan ekspansi yang lebih cepat yaitu 63,7, meningkat dari Februari 55,3 dan melebihi konsensus 59.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.500 hingga Rp14.550," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.

Baca juga: Dolar jatuh ke terendah satu minggu saat saham capai rekor tertinggi

Pada Senin (5/4) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.515 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.525 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021