Selebihnya akan bertahap menyala sesudah pembersihan pohon tumbang dan perbaikan
Jakarta (ANTARA) - Perusahan Listrik Negara (PLN) mencatat 10 persen atau 47.144 rumah tangga dari total 465.343 rumah tangga terdampak di Nusa Tengga Timur (NTT) kini dapat kembali menikmati aliran listrik pasca pemadaman total akibat siklon tropis yang menerjang wilayah tersebut dua hari lalu.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan hingga Senin (5/4/2021) pukul 24.00 WITA pihaknya telah memulihkan 359 gardu listrik yang sebelumnya terdampak badai.

“Saat ini penormalan di jalur utama dari pembangkit listrik menjadi prioritas kami," kata Agustinus Jatmiko.

Listrik yang sudah menyala, lanjut dia, terletak di daerah BTN Kolhua, sebagian Oebufu, Oepoi, sebagian Cak Doko, Telkom Kandaptrapton, dan Telkom Public Service.

Baca juga: PLN pulihkan 359 gardu listrik di NTT yang terdampak badai Seroja

"Selebihnya akan bertahap menyala sesudah pembersihan pohon tumbang dan perbaikan," tambahnya.

Badai siklon tropis Seroja, lanjut Agustinus, telah menyebabkan 2.410 gardu yang tersebar di Kupang, Flores Bagian Barat, Flores Bagian Timur, dan Sumba padam.

Kondisi wilayah yang porak poranda akibat terjangan badai menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur kelistrikan, sehingga menyebabkan proses pemulihan jaringan listrik membutuhkan waktu cukup lama.

Merujuk data PLN, dari 2.410 gardu distribusi listrik yang terdampak badai, saat ini menyisakan 2.051 gardu yang masih padam dengan pelanggan mencapai 418.199 rumah tangga belum dapat menikmati aliran listrik.

Baca juga: Badai tropis Bailu picu gelombang tinggi di perairan NTT

Perseroan memastikan akan segera melakukan pemulihan aliran listrik ketika banjir telah surut atau kondisi jaringan telah dipastikan aman.

Adapun untuk daerah yang masih terdapat genangan banjir, demi keselamatan warga, PLN belum dapat menyalakan aliran listrik agar tidak ada warga yang tersengat listrik.

PLN mengimbau warga agar selalu waspada terhadap bahaya kelistrikan ketika musim hujan dan saat terjadi banjir.

Apabila air mulai masuk ke rumah, warga secara mandiri dapat mematikan listrik dari Mini Circuit Breaker (MCB) pada kWh meter, lalu menghubungi petugas PLN.

“Kami mohon doa dan dukungan kepada semua masyarakat NTT yang telah bersabar atas gangguan listrik akibat badai ini, mudah-mudahan kami dapat segera menormalkan semua kelistrikan,” ungkap Agustinus Jatmiko.

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan pemenuhan kebutuhan pengungsi NTT dan NTB

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021