Dan angka 434 saham ini proporsinya adalah 60 persen dibanding total saham yang saat ini tercatat di BEI berjumlah 724 saham
Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pasar modal syariah Indonesia akan terus berkembang seiring dengan tren pertumbuhan positif jumlah saham syariah dan kapitalisasi pasar saham syariah dalam beberapa tahun terakhir.

"Jadi kalau lihat tren pertumbuhan ke depan, tentu kami sangat optimis pasar modal syariah dan juga saham syariah akan terus bertumbuh. Hal ini juga tentu didukung dengan keseriusan dari pemerintah dan regulator dalam terus memajukan ekonomi dan keuangan syariah serta membangun ekosistem industri halal di Indonesia ini," kata Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi dalam sebuah seminar daring di Jakarta, Selasa.

Hasan mengatakan  dalam lima tahun terakhir pertumbuhan jumlah saham syariah terus mengalami peningkatan yang signifikan. Jika pada 2016 baru tercatat 331 saham syariah, perkembangan terakhir menunjukkan per akhir Maret 2021 sudah ada 434 saham yang tercatat sebagai saham syariah, meningkat 31 persen.

"Dan angka 434 saham ini proporsinya adalah 60 persen dibanding total saham yang saat ini tercatat di BEI berjumlah 724 saham," ujar Hasan.

Baca juga: OJK berharap pasar modal syariah dongkrak pengembangan industri halal

Sementara dari sisi kapitalisasi pasar saham syariah juga terus bertumbuh dari Rp3.249 triliun pada 2016 menjadi Rp3.439 triliun per 31 Maret 2021.

"Jika di tahun 2021 ini ada 11 IPO saham tercatat baru, keseluruhannya juga masuk dalam bagian saham syariah, jadi masuk dalam Indeks Saham Syariah Indonesia atau ISSI. Lalu tahun lalu di 2020 dari jumlah IPO saham yang berjumlah 51 saham, 75 persennya itu juga adalah saham syariah," kata Hasan.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Djustini Septiana mengatakan ke depan otoritas berharap penggunaan instrumen pasar modal syariah dapat terus ditingkatkan sebagai sumber pendanaan industri halal dan ekosistem keuangan syariah.

"Pasar modal syariah juga diharapkan terus memberikan alternatif kebutuhan pendanaan secara syariah antara lain melalui penerbitan efek melalui platform securities crowdfunding syariah," ujar Djustini.

Baca juga: OJK ungkap tantangan keuangan syariah, mulai dari SDM hingga inovasi

Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi menambahkan selama lima tahun terakhir dari 2015 ke 2020 perkembangan pasar modal syariah baik dari sisi saham syariah, reksa dana syariah, sukuk korporasi, sukuk negara, dan bahkan jumlah investor, angkanya memang begitu meningkat sangat signifikan.

"Di sisi lain, kita juga melihat banyaknya pelaku pasar yang terlibat dalam industri pasar modal syariah ini yang mungkin lima tahun yang lalu belum ada atau mungkin masih sedikit, seperti penjamin emisi yang menerbitkan sukuk, wali amanat, ahli syariah pasar modal, dan ada manajer inevstasi syariah dan MI yang mengelola reksa dana syariah," ujar Fadilah.

Baca juga: Sri Mulyani tekankan ekonomi syariah harus berkontribusi pulihkan RI

Baca juga: BEI berharap fatwa saham dan sukuk tingkatkan kepercayaan masyarakat

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021