Sentani (ANTARA News) - Pesta budaya Festival Danau Sentani (FDS) III, 19-23 Juni 2010 bukan saja menghasilkan rupiah bagi masyarakat sekitar, tapi juga dolar, yang mereka dapatkan dari menjual beragam produk pertanian, perikanan, kerajinan dan atraksi kesenian dan budaya.

Meski pelaksanaan FDS baru berlangsung dua hari, tetapi kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan wisata Kalkhote, sekitar 30 km Utara Kota Jayapura, tempat FDS digelar, tampak mulai meningkat.

Jumlah wisatawan berkulit putih sangat meminati pentas-pentas seni dan budaya berupa tari-tarian, lagu, musik dan ceritera legenda serta tur wisata keliling Danau Sentani dengan kapal.

Kegiatan wisata bahari "Sentani Lake Tour" yang diprogramkan panitia FDS 2010 menggunakan dua kapal berkapasitas 50 orang tiap kapal banyak menarik wisatawan mancanegara. Separuh dari peserta tur itu adalah wisatawan asing. Ada yang datang langsung dari luar negeri dan ada pula ekspatriat yang bekerja di berbagai perusahaan di Papua.

Tiga paket program "Sentani Lake Tour" menggunakan kapal KM Onomi dengan tarif setiap peserta bervariasi antara Rp120 ribu hingga Rp150 ribu/orang tergantung pilihan paket. Kapal milik Dinas Perhubungan Papua itu membawa peserta tur mengelilingi danau seluas hampir 100 kilometer persegi itu dan melihat desa-desa wisata di pantai dan pulau-pulau di tengah danau dengan waktu sekitar dua jam.

Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae mengakui, "Sentani Lake Tour" yang dikemas panitia FDS III 2010 menarik dikembangkan sebagai kegiatan unggulan karena pengunjung akan melihat langsung keindahan alam danau Sentani serta kehidupan masyarakat di berbagai kampung sekitar danau.

"Paket `Sentani Lake Tour` dengan kapal menjadi satu rangkaian FDS 2010 yang menjadi salah satu inovasi dalam pelaksanaan FDS 2010," kata Habel.

Tujuan utama penyelenggaraan FDS adalah untuk menggali kembali dan melestarikan kekayaan seni dan budaya masyarakat setempat, mempererat rasa persatuan dan kesatuan masyarakat antarkampung adat.

"Kekayaan budaya yang dilestarikan dan dikembangkan melalui FDS ini akhirnya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung peningkatan penerimaan asli daerah bagi pemda setempat," katanya.

Danau Sentani, berada pada 70-90 meter di atas permukaan laut, di antara pegunungan Cyclops yang merupakan danau vulkanik. Sumber airnya berasal dari 14 sungai besar dan kecil dengan satu muara sungai yakni Jaifuri Puay. Di wilayah barat danau yakni Doyo Lama dan Boroway, kedalaman danau sangat curam sedangkan sebelah timur dan tengah yakni Puay dan Simporo landai dan dangkal.

Di sini juga terdapat hutan rawa di daerah Simporo dan Yoka. Dalam beberapa catatan disebutkan, dasar perairannya berisikan substrat lumpur berpasir (humus).

Di perairan yang dangkal ditumbuhi tanaman pandan dan sagu. Luasnya sekitar 9.360 Ha dengan kedalaman rata rata 24,3 meter. Di sekitar danau ini terdapat 24 kampung yang tersebar di pesisir dan pulau-pulau kecil di tengah danau.

Danau Sentani merupakan "harta karun" kekayaan alam, sejarah serta adat dan budaya khas Papua. Danau itu sangat pantas dijadikan tempat tujuan wisata, yang potensial menghasilkan dolar bagi masyarakat dan pemkab setempat.

Terobosan Baru FDS
Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Pranata Sosial Surya Yoga mengakui, paket Sentani Lake Tour yang ditawarkan panitia penyelenggara FDS 2010 merupakan terobosan baru dalam pengembangan wisata bahari di areal danau penghasil ikan mujair itu.

"Pengunjung FDS tidak hanya diajak menonton atraksi budaya khas Papua tetapi bisa menikmati keindahan alam danau serta melihat langsung kehidupan masyarakat ada di berbagai kampung di sekitar danau dengan kapal laut," ungkap Surya Yoga.

Program Sentani Lake Tour, kata Yoga, perlu disebarluaskan lewat promosi-promosi wisata di mancanegara sehingga mampu menarik wisatawan dalam dan luar negeri.

"FDS ini sudah beberapa kali kami promosikan di berbagai pasar wisata dunia yang diikuti Indonesia, tapi karena FDS ini baru berjalan tiga tahun, hasilnya belum terlalu memuaskan, tapi potensinya ke depan sangat bagus," ujarnya.

Surya Yoga mengimbau Pemkab Jayapura untuk menjalin kerja sama yang lebih intens dengan pelaku-pelaku wisata seperti agen perjalanan dan holel/restoran serta media massa untuk mempromosikan dan menjual paket wisata Sentani ini.

"Saya optismistis FDS ke depan akan semakin semarak jika panitia pelaksana membuat paket wisata bahari yang menarik dan bervariasi sehingga mampu menjadi daya tarik turis mancanegara dan wisatawan nusantara," ujar Surya yang juga Irjen Kemenbudpar itu.

Ada banyak hal yang masih perlu dibenahi seperti kebersihan danau, penyediaan sarana kapal wisata yang memadai, pemandu yang lebih banyak dan berkualitas serta kreativitas masyarakat dalam menyediakan produk-produk seni dan budaya.

Surya berharap, FDS 2010 akan tetap menjaga keaslian budaya Papua karena di sinilah letak daya tarik wilayah ini di mata pelaku dan penikmati pariwisata.

Kemenbudpar sendiri akan mengalokasikan dana khusus terkait pengembangan FDS ke depan dan akan lebih giat mempromosikannya pada pasar-pasar wisata dunia yang akan diikuti Indonesia ke depan.

"Keberhasilan FDS 2010 ini tidak terlepas dari peran media massa di daerah ini. Karena itu, wartawan dan penyelenggara acara ini harus memiliki kolaborasi yang kuat karena keduanya saling membutuhkan," ujar.

Sementara kalangan jurnalis mengkritisi panitia FDS yang tidak menyediakan sarana komunikasi yang memadai untuk jurnalis dalam mengirimkan hasil liputannya padahal lokasi FDS agak terpencil dan sinyal telepon seluler lemah.

Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae mengaku kekurangan panitia dalam menyediakan sarana untuk peliputan dan berjanji dalam FDS berikutnya akan membentuk pusat media (media center) dengan sarana dan fasilitas komunikasi yang memadai.
(M039*R007/B010)

Oleh Oleh Muhsidin
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010