Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menemui Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin untuk menegaskan kerja sama kedua negara dalam mengatasi pandemi COVID-19.

Dalam pertemuan dengan Menkes RI di Jakarta, Rabu, Menlu Raab menyatakan bahwa mengalahkan pandemi adalah sebuah upaya global yang membutuhkan inovasi, kemitraan, dan determinasi -- dan Inggris memimpin dalam upaya tersebut.

Ia menambahkan bahwa Inggris telah berkomitmen memberikan 1,3 miliar poundsterling (sekitar Rp26 triliun) untuk mengakhiri pandemi COVID-19 sesegera mungkin, termasuk 829 juta poundsterling (sekitar Rp16,5 triliun) untuk pengembangan dan pendistribusian vaksin-vaksin baru, perawatan, serta tes.

“Itu termasuk donasi senilai 548 juta poundsterling (setara Rp11 triliun) untuk inisiatif COVAX, yang diketuai bersama oleh Menlu Indonesia Retno Marsudi -- yang saat ini mendistribusikan vaksin guna menyelamatkan nyawa di Indonesia termasuk mereka yang paling membutuhkan, seperti tenaga kesehatan, lansia, dan masyarakat biasa lainnya,” kata Raab, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.

Baca juga: Menlu RI ajak Inggris perkuat kerja sama melawan pandemi

Baca juga: Ke Indonesia, Menlu Inggris bahas peningkatan hubungan bilateral


Sementara itu, Menkes Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pandemi tidak dapat diakhiri dengan hanya satu negara yang bertindak sendiri, perlu kolaborasi yang baik dan kuat dari semua negara.

“Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi pandemi COVID-19. Vaksinasi sudah dimulai sejak Januari 2021 untuk kelompok prioritas warga negara Indonesia. Hari ini, kami memulai vaksinasi untuk semua diplomat dan penduduk asing,” ujar Budi.

Kedua menteri juga membahas kerja sama bilateral di bidang kesehatan antara Inggris dan Indonesia, yang diperluas hingga mencakup dukungan Inggris terhadap kemampuan pengurutan genom Indonesia melalui pelatihan dan teknologi informasi.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang telah memiliki hubungan baik dengan Universitas Oxford di Inggris, memiliki potensi untuk melakukan lebih banyak kerja sama. Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani tahun lalu juga telah meningkatkan kerja sama antara Inggris dan Indonesia di bidang layanan medis jarak jauh (telemedicine), dan sektor ini menjadi lebih bermanfaat selama pandemi.

Inggris dan Indonesia juga menekankan pentingnya upaya untuk mempersiapkan pandemi berikutnya.

Baca juga: Terinspirasi Inggris, kini RI punya pengawasan genom yang lebih baik

Baca juga: Inggris tawari Indonesia berkolaborasi melacak varian baru COVID


Dalam hal ini, Inggris dan Indonesia sama-sama memiliki kesempatan untuk berkoordinasi membuat kemajuan -- melalui kepresidenan Inggris di kelompok negara G7 tahun ini dan kepresidenan G20 Indonesia pada 2022 -- guna membantu dunia bangkit menghadapi tantangan pandemi COVID-19.

Mengenai multilateralisme, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden RIJoko Widodo telah menandatangani seruan bersama oleh para pemimpin dunia yang diterbitkan pada 30 Maret, yang menunjukkan kesamaan pemikiran tentang skala tantangan dan hal yang perlu dilakukan dunia dalam merespon pandemi ini.

Sementara terkait akses vaksin global, lebih dari satu miliar vaksin akan dikirimkan ke 92 negara berkembang tahun ini melalui skema COVAX yang dimotori oleh Organisasi Kesehatan Dunia, Aliansi Vaksin GAVI, dan Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi.

Inggris adalah salah satu donor terbesar dalam mekanisme berbagi vaksin COVAX, sedangkan Menlu RI memiliki peran kunci sebagai salah satu dari tiga ketua bersama (co-chairs) COVAX.

Baca juga: Indonesia-Inggris tegaskan komitmen kolaborasi program vaksinasi COVID

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021