Jakarta (ANTARA) - Perusahaan riset konsumen berbasis neurosains dan kecerdasan artifisial NeuroSensum memprediksi bahwa aktivitas belanja daring saat bulan suci Ramadhan 2021 di Indonesia akan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Ramadhan di tahun sebelumnya.

"Saat Ramadhan, marketplace menjadi salah satu tujuan para konsumen untuk berbelanja kebutuhan mendukung aktivitas selama puasa. Berbagai pelaku usaha telah mempersiapkan stok yang lebih banyak dan manpower untuk menghadapi pesanan yang seringkali membludak," kata NeuroSensum melalui keterangannya pada Kamis.

"Berkaca pada Ramadhan 2020 silam yang juga terimbas pandemi, aktivitas e-dagang menjelang bulan puasa 2021 kurang lebih sama," imbuhnya.

Baca juga: E-commerce live streaming meningkat signifikan di Indonesia

Sejumlah platform marketplace, contohnya seperti Shopee, berupaya menaikkan pesanan dengan sejumlah promo dan gratis ongkos kirim (ongkir).

Menurut NeuroSensum, setidaknya cara ini terbukti secara efektif meningkatkan order atau volume penjualan usaha dari para pelaku UMKM. Dengan meningkatnya volume penjualan, hal tersebut diharapkan memberi kontribusi positif terhadap perputaran roda ekonomi Indonesia.

Hasil "Neurosensum Ramadhan Survey 2021" juga menyebutkan sinyal peningkatan pembelian yang dilakukan oleh konsumen menjelang Ramadhan. Aktivitas belanja daring pada masa Ramadhan 2021 akan meningkat menjadi 37 persen dari tahun sebelumnya sebesar 33 persen.

Sebanyak 48 persen memilih belanja kebutuhan sehari-hari secara daring saat Ramadhan 2021, sementara 33 persen konsumen membeli barang-barang selain barang kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Prediksi Shopee soal tren belanja daring di Indonesia

Angka tersebut dipengaruhi oleh kecemasan konsumen untuk berbelanja offline dan memilih untuk tetap di rumah karena pandemi yang belum mereda.

Lebih lanjut, kanal belanja daring kini menjadi cukup penting bagi keseharian konsumen.

Neurosensum Annual Ramadhan Spending Tracker 2021 menyebutkan sebanyak 82 persen konsumen berupaya menemukan barang yang mereka cari, 80 persen melakukan riset produk, 69 persen mencari diskon, dan 66 persen melakukan pembelian produk.

Artinya, para pelaku UMKM yang berjualan di online marketplace memiliki peluang dan optimisme cukup tinggi untuk memasarkan produk-produknya ke konsumen.

"Marketplace memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di Indonesia. Dengan memanfaatkan fitur dan layanan yang disediakan oleh online marketplace, UMKM dapat terus tumbuh dengan lebih baik lagi," kata NeuroSensum.

Baca juga: Penggunaan "paylater" diprediksi semakin meningkat tahun ini

Baca juga: Riset: E-commerce terus berpotensi tumbuh di Indonesia

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021