Tegucigalpa (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Honduras Lisandro Rosales akan memimpin delegasi ke Washington pada Jumat (9/4) untuk mencari bantuan ekonomi menyusul dua badai dahsyat yang turut mengakibatkan peningkatan imigrasi, kata pejabat pemerintah Honduras.

Badai Eta dan Iota, yang melanda Honduras selama dua minggu sekitar November, membanjiri daerah yang luas, menghancurkan rumah, menyebabkan kerusakan sekitar $1,8 miliar (Rp27,9 triliun), dan berdampak pada sekitar empat juta orang, kata pejabat Honduras.

Misi Rosales ke Washington akan fokus pada bantuan untuk mengatasi akar penyebab imigrasi, seperti pandemi virus corona dan badai yang memperburuk kemiskinan, kata sumber kepresidenan Honduras.

"Honduras telah menyampaikan kepada para pejabat AS perlunya bantuan untuk rekonstruksi nasional, terutama di daerah-daerah yang terkena dampak badai Eta dan Iota," tambah sumber itu.

Carlos Madero, koordinator kabinet pemerintah Honduras dan seorang anggota delegasi, membenarkan bahwa kunjungan itu akan dilakukan minggu ini. Ia mengatakan, "kami akan mengadakan pertemuan dengan para pejabat tinggi di Departemen Luar Negeri."

Kepresidenan dan kementerian luar negeri tidak menanggapi permintaan komentar, demikian pula dengan Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS.

Honduras, Guatemala, dan El Salvador dikenal sebagai Segitiga Utara Amerika Tengah. Lonjakan imigrasi dari wilayah tersebut merupakan tantangan besar bagi pemerintahan baru Presiden AS Joe Biden.

Perjalanan Rosales ke Washington menyusul kunjungan utusan khusus AS untuk Segitiga Utara, Ricardo Zuiga, ke Guatemala dan El Salvador minggu ini-- tetapi tidak ke Honduras.

Perjalanan Zuiga belum menghasilkan janji bantuan baru yang besar, meskipun dia mengatakan pada Rabu bahwa Amerika Serikat akan menyediakan $2 juta (Rp30 miliar) untuk mendukung upaya anti-korupsi di El Salvador.

Pada Selasa (6/4), Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mengumumkan akan mengerahkan tim tanggap bencana ke Segitiga Utara untuk menangani kebutuhan mendesak para korban bencana, tetapi tidak menyebutkan pendanaan melebihi $112 juta (Rp1,7 triliun) yang diumumkan sebelumnya sejak badai.

Hubungan antara Washington dan Honduras tegang setelah pengadilan AS menjatuhkan hukuman seumur hidup atas perdagangan narkoba kepada saudara lelaki Presiden Juan Orlando Hernandez, yang pemerintahnya juga dituduh menggelapkan dana publik. Pemerintah Honduras membantah melakukan kesalahan.


Sumber:Reuters

Baca juga: Tentara Guatemala usir pengungsi asal Honduras yang ingin ke AS

Baca juga: Biden tangguhkan pakta suaka Trump - El Salvador, Guatemala, Honduras

Baca juga: 6.500 imigran dari Honduras memulai perjalanan menuju AS


​​​​​​​

Rombongan migran Honduras terhenti di Guatemala

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021