Jadi yang tadi menyusut ini kelihatannya pada 2020 sudah rebound
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan peningkatan tren investasi telah mulai memberikan dampak pada penyerapan kualitas tenaga kerja yang maksimal.

“Kita punya rasa optimisme terkait 2021 karena tren dari investasi yang masuk itu sudah mulai menunjukkan korelasi dengan kualitas penyerapan tenaga kerjanya,” kata Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani dalam webinar Indonesia Macroeconomic Update 2021 di Jakarta, Kamis.

Hariyadi Sukamdani mengatakan kemampuan investasi dalam menyerap tenaga kerja terus mengalami penurunan. Pada 2013  investasi sebesar Rp398,3 triliun mampu menyerap 1,82 juta tenaga yang berarti investasi per Rp1 triliun mampu menyerap 4.594 tenaga kerja.

Namun pada 2014 yaitu investasi Rp463 triliun hanya mampu menyerap tenaga kerja 1,43 juta orang sehingga per Rp1 triliun investasi hanya dapat menyerap 3.090 orang.

Baca juga: Ekonom: insentif perumahan berdampak kepada penyerapan tenaga kerja

Kemudian pada 2019 investasi sebesar Rp809,6 triliun hanya mampu menyerap 1,33 juta tenaga kerja sehingga per Rp1 triliun investasi hanya dapat menyerap 1.277 orang.

Meski demikian ia menuturkan korelasi antara investasi dan penyerapan tenaga kerja mulai membaik sejak kuartal I tahun lalu yaitu adanya investasi Rp210,7 triliun mampu menyerap 303.000 tenaga kerja, yang menunjukkan per Rp1 triliun investasi menyerap tenaga kerja mencapai 1.438 orang.

Untuk kuartal II 2020 terdapat Rp191,9 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja 263.000  orang sehingga investasi per Rp1 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 1.371 orang.

“Jadi yang tadi menyusut ini kelihatannya pada 2020 sudah rebound,” ujar Haryadi Sukamdani.

Baca juga: Realisasi investasi triwulan IV 2020 ditopang optimisme investor asing

Menurutnya, efektivitas investasi terhadap penyerapan tenaga kerja akan lebih maksimal jika investasi difokuskan pada bidang padat karya.

Tak hanya itu, ia mengatakan tidak semua sektor harus dilakukan otomatisasi dengan teknologi tinggi seperti kelautan, perikanan, pertanian, dan produsen barang-barang rumah tangga yang masih bisa menggunakan tenaga kerja manusia.

“Misalnya produksi bulu mata extension itu masih ada potensi yang bisa diarahkan ke sana (menggunakan tenaga kerja),” ujar Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani.

Ia melanjutkan masih banyak juga sektor-sektor yang bisa lebih dioptimalkan seperti produksi susu, kedelai, peternakan, dan perkebunan.

“Susu 80 persen masih impor, kedelai 90 persen masih impor, jagung, bidang peternakan dan perkebunan masih bisa digerakkan. Programnya harus targeted,”  ujar Ketua Umum Apindo itu.

Baca juga: Lampaui target, realisasi investasi 2020 capai Rp826,3 triliun

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021