Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Lulusan perguruan tinggi di Negeri Paman Sam yang tergabung dalam perkumpulan Alumni Amerika Serikat disingkat Alumnas menyatakan komitmen membantu mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, sejalan dengan visi pemerintah menargetkan Indonesia Emas tahun 2045 mendatang.

"Kita yang punya kesempatan berharga menimba ilmu hidup di negara besar yang menjadi gudang ilmu, tentu harus dapat dibagikan untuk dapat mewujudkan Indonesia maju," kata Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly saat menghadiri inaugurasi kepengurusan Alumnas periode 2021-2026 di Distrik 1 Meikarta Cikarang, Kamis (8/4).

Yasonna mengatakan sesuai dengan misi yang diemban, Alumnas berupaya mendukung pemerintah mewujudkan kemajuan negeri sekaligus membantu pengembangan sektor sosial ekonomi Indonesia.

"Para anggota Alumnas harus dapat berperan dan memberikan kontribusi sesuai dengan talenta dan bidang ilmunya masing-masing," katanya.

Ia menjelaskan Alumnas tidak hanya sekadar perkumpulan saja melainkan harus mengambil peran bagi bangsa dan negara, khususnya berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.

"Seperti  Bambang Brodjonegoro, pengalamannya baik saat dulu di Amerika maupun saat di sini tentu dengan wadah ini bisa dapat saling berbagi untuk masyarakat Indonesia maupun pemerintah," katanya.

Dalam pengkuhan pengurus Alumnas masa bakti 2021-2026 itu, Menkumham RI Yasonna Laoly bersama Menteri Riset dan Teknologi RI Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro didaulat sebagai Ketua dan Anggota Dewan Penasehat Internasional Alumnas.
Menkumham RI Yasonna Laoly memaparkan visi Alumnas saat pengukuhan kepengurusan Alumnas periode 2021-2026 di Distrik 1 Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (8/4). (Foto: Pradita Kurniawan Syah).
Menristek Bambang mengatakan sebagai kelompok yang beruntung karena sempat mengenyam pendidikan di Amerika Serikat, Alumnas berupaya mentransformasi ilmu serta menggabungkannya dengan budaya lokal yang menjadi ciri khas bangsa untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.

"Kita belajar dari negara adidaya yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Saat ini kita berada di katagori negara middle income dan untuk bergerak menjadi negara maju kuncinya ada dua, entrepreneurship dan inovasi," katanya.

Bambang menjelaskan untuk mencapai predikat negara maju, ekosistem riset dan inovasi perlu dikembangkan dengan menjalin sinergi yang kuat antara pihak inovator, peneliti usaha, maupun pemerintah.

"Saat ini sedikit yang bisa berinovasi dan masuk dunia industri, jadi memang orientasinya harus didorong setiap hasil riset harus ditindaklanjuti sampai ke tahapan inovasi industri dan sosialisasi. Berarti ekosistemnya harus terbentuk, harus membayangkan apa yang harus dilakukan. Anak bangsa kita apa sudah menerapkan peran itu, kalau dari Alumnas paling tidak dia tahu di Amerika itu orang yang menguasai perkembangan teknologi itu yang bisa menjadi pengembangan, terus dibawa alumni ke sini," ungkapnya.

Alumnas berdiri sejak tahun 1981, terakhir dipimpin oleh Hasan Soedjono. Kemudian pada Januari 2021 secara resmi menjadi perkumpulan berbadan hukum dari Kemenkumham RI. Di kepengurusan baru ini Alumnas dipimpin oleh Jimmy Gani.

Jimmy Gani meyakini dengan bekerja bersama dan didukung kemampuan tinggi serta semangat melayani yang besar, Alumnas diyakini mampu memberikan sumbangsih terbaik kepada negara.

"Apalagi ada dukungan dari Pak Menteri Yasonna Laoly dan Bambang Brodjonegoro, serta Pak Dubes John Prasetyo sehingga bersemangat membangun kembali Alumnas. Hari ini kami ingin menunjukkan lahir kembali," kata dia.

Misi Alumnas adalah menyediakan wadah kerja sama guna membangun Indonesia yang lebih baik. Menjadi sarana untuk berbagi pengetahuan, menginspirasi satu sama lain, dan menjalin persahabatan antar anggota, serta membimbing generasi-generasi yang akan datang.

Kemudian mendukung kemajuan negeri dengan mengabdi kepada masyarakat dan membantu pengembangan sosial dan ekonomi. "Tentu dengan pengalaman, keilmuan, dan kemampuan, kami dapat bersama-sama pemerintah mewujudkan Indonesia maju sama seperti negara besar Amerika Serikat," kata dia.(KR-PRA).

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021