Anggarannya dari pihak kewajiban swasta. Dari pihak ketiga
Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mengatakan pembangunan tugu sepeda senilai Rp800 juta di kawasan Jalan Sudirman yang merupakan bagian dari pembuatan jalur sepeda permanen untuk menunjukkan keberpihakan ibu kota pada pesepeda.

Riza mengatakan pembangunan tugu sepeda tersebut memberi kesempatan pada para pelaku seni rupa untuk berkreasi dan berinovasi, juga dapat mendorong sepeda menjadi moda transportasi masyarakat, tidak sekedar rekreasi dan olah raga.

"Ini menunjukkan keberpihakan kami terhadap pengguna jalan, ini adalah sesuatu yang baik. Dan kami ingin mempercantik Ibu Kota," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis.

Riza menyebutkan dana pembangunan tugu sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, yang menghabiskan dana Rp800 juta tersebut tidak berasal dari anggaran pemerintah daerah.

"Anggarannya dari pihak kewajiban swasta. Dari pihak ketiga," ujar Riza.

Tugu yang dibangun berbentuk ban sepeda. Menurut Riza, pembangunan tugu itu masuk ke dalam proyek 11 jalur sepeda permanen yang akan dibangun di kawasan yang sama. Proyek pembangunan tugu dan jalur sepeda itu senilai Rp28 miliar.

Baca juga: Jalur permanen sepeda molor karena ada pemindahan lajur TransJakarta
Baca juga: DKI Jakarta izinkan sepeda non lipat masuk gerbong belakang MRT
Pesepeda melintasi jalur sepeda di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (6/2/2021). Pemprov DKI Jakarta akan membangun jalur sepeda permanen di ruas Jl Sudirman-Jl MH Thamrin sepanjang 11,2 kilometer dengan lebar jalur sebesar dua meter sebagai bagian dari program Jakarta Ramah Bersepeda. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc. 
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta gencar mengampanyekan budaya bersepeda. Jumlah pesepeda meningkat pesat di masa pandemi COVID-19.

Namun, pembangunan tugu sepeda itu tak bebas dari kritik. Salah satunya, Ferdinand Hutahaean lewat cuitan di akun Twitternya pada Selasa, 6 April 2021, menyampaikan kritik terkait proyek pembangunan tugu sepeda itu.

"Program ini tidak bermanfaat. Tidak memiliki landasan filosofis," tulis dia.

Mestinya kalau mau bangun tugu, lebih baik yang terkait budaya Jakarta dan sejarah Jakarta. "Bukan seperti ini yang tidak bermanfaat," tulis dia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021