Jakarta (ANTARA News) - Kalangan Komisi I DPR RI mengecam keras pola manajemen pengoperasian pesawat-pesawat militer Indonesia, menyusul jatuhnya pesawat latih TNI-AU di Lanud Denpasar, Kamis.

"Insiden ini patut kami pertanyakan kepada para pejabat Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya TNI-AU," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis malam.

Ia mempertanyakan untuk kepentingan apa para pejabat seperti Pangdam Udayana dan Gubernur Bali menggunakan pesawat latih yang memang gunanya hanya sebagai sarana latihan.

Kemudian, lanjutnya, siapa pun pemberi otoritas penggunaan pesawat tersebut, harus bertanggungjawab, karena dianggap melebihi batas kewenangannya.

Sebagaimana dilaporkan dari Denpasar sebelumnya, Pesawat Latih TNI-AU jenis KT1 `Woong Bee` (dua awak) buatan Korea Selatan, jatuh.

Pilot dan awak (Pangdam Udayana) selamat melalui kursi lontar.

"Kan pesawat latih layaknya hanya untuk latihan dan bukan untuk kegiatan lain. Bingung juga para pejabat kita kadang masih memanfaatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya seperti ini," ujar Tubagus Hasanuddin dari Fraksi PDI Perjuangan.

Sementara itu, rekannya dari Fraksi Partai Golkar, Paskalis Kossay, menyatakan, insiden ini sangat disayangkan.

"Kok pesawat latih ditumpangi pejabat militer. Itu bukti kecerobohan mental pejabat kita kan," tegas Paskalis Kossay yang menghubungi ANTARA, di sela-sela kunjungan kerjanya ke Belgia.

Sedangkan Ketua Komisi I DPR RI, Kemas Azis Stamboel (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) mengatakan, karena dirinya masih di luar (negeri) dan baru mendengar berita tersebut, sehingga belum bisa berkomentar. (M036/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010