Untuk wilayah Kepri, kita termasuk yang bagus pengembangannya. Kepri nomor dua di Indonesia.
Batam (ANTARA) - Indeks elektronifikasi transaksi pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Riau dinilai bagus, bahkan tertinggi kedua di Indonesia, setelah DKI Jakarta.

"Untuk wilayah Kepri, kita termasuk yang bagus pengembangannya. Kepri nomor dua di Indonesia," kata Kepala Perwakilan BI Kepulauan Riau Musni Hardi K Atmaja di Batam, Sabtu.

Indeks elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, kata dia, dipakai untuk mengukur penggunaan  nontunai.

Baca juga: BI dorong Pemprov Sumsel terapkan elektronifikasi penerimaan daerah

Menurut dia, sudah banyak pos-pos anggaran di pemerintah daerah di Kepri yang menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).  Kota Batam merupakan yang terbaik dalam transaksi nontunai di Kepri.

Meski begitu, ia mengajak pemerintah daerah tidak lekas berpuas diri, melainkan terus berupaya meningkatkan lagi penggunaan transaksi nontunai.

"Bagus perkembangannya. Tapi tentunya ini tidak berhenti, proses belum selesai. Kalau daerah lain berkembang juga, bisa mengejar. Kita terus berupaya memberikan edukasi di berbagai kesempatan," kata dia.

Baca juga: BI targetkan perluasan elektronifikasi transaksi pajak daerah

BI juga mengajak berbagai pihak untuk menerapkan QRIS. Terakhir, Bandara Hang Nadim Batam dan Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam turut ikut menggunakan QRIS dalam pembayaran jasa pelayanannya.

Sementara itu, untuk mendorong penggunaan QRIS, BI menggelar Festival Ekonomi Keuangan Digital Melayu Pesisir di Grand Batam Mall, Jumat hingga Ahad (9-11/4).

Dalam kegiatan itu, seluruh gerai di sana melayani transaksi menggunakan QRIS.

BI juga membuka gerai yang langsung memberikan pelayanan dan petunjuk bagi UMKM yang ingin membuat QRIS.

FekDi Melayu Pesisir juga ikut menyemarakkan gerakan bangga buatan Indonesia, gerakan bangga pariwista di Indonesia, dan pelayanan penukaran uang peringatan kemerdekaan 75.

 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021